Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Memotivasi Siswa Belajar

 Tulisan ini ialah lanjutan dari goresan pena sebelumnya ihwal motivasi berguru siswa Cara memotivasi Siswa Belajar
bagaimana cara memotivasi siswa belajar?

Cara memotivasi Siswa Belajar

Tulisan ini ialah lanjutan dari goresan pena sebelumnya ihwal motivasi berguru siswa, yaitu Bagaimana Cara Menjaga Agar Siswa Tetap Termotivasi Belajar. Pada goresan pena tersebut, telah dibahas beberapa cara yang sanggup dilakukan oleh guru untuk menjaga motivasi berguru siswa di dalam kelas dan pembelajaran anda. Sekarang, kita tambahkan lagi beberapa cara lainnya untuk tujuan memotivasi siswa biar sanggup berguru dengan baik. Berikut ini ialah cara-cara yang dimaksud.

Jangan biarkan siswa mengalami keragu-raguan

Pada sebuah acara pembelajaran di kelas, guru yang waspada seringkali sanggup mencicipi bahwa ada beberapa siswa yang tampak kurang percaya diri dan tampak ragu-ragu dalam melaksanakan acara pembelajarannya. Siswa yang punya keragu-raguan ini memerlukan derma guru. Anda
dapat menolong mereka dengan mempersilakan mereka mengerjakan acara berguru tersebut (misal mengerjakan soal, menyusun atau menciptakan sesuatu, dsb). Sampaikan kepada mereka, bahwa mereka tidak perlu takut akan melaksanakan kesalahan. Guru sanggup mengingatkan mereka bahwa kesalahan dalam berguru itu ialah hal yang sangat wajar. Ingatkan pada peristiwa-peristiwa berkesan dalam hidup mereka, contohnya dikala pertama kali berguru bersepeda. Semua anak yang berguru bersepeda, niscaya pernah jatuh, bahkan lecet-lecet pada lutut dan siku. Atau dikala mereka berguru berenang. Kemasukan air ke dalam hidung, terminum air kolam atau sungai, itu ialah konsekuensi yang harus diterima kalau ingin bakir berenang. Jadi, demikian juga bila ingin berguru ihwal materi tertentu dalam pembelajaran di sekolah. Katakan pada siswa, bahwa anda sangat mentolerir kesalahan mereka dalam belajar.

Tidak ada yang lebih besar lengan berkuasa daripada motivasi intrinsik

Apa yang menciptakan seorang anak ingin bisa bersepeda? Mereka kelihatan begitu gigih. Mereka rela terluka, terjatuh, benjol, dan kesakitan? Itu lantaran mereka mempunyai motivasi intrinsik yang sangat kuat. Seyogyanya, motivasi yang besar lengan berkuasa dari dalam diri siswa menyerupai dikala mereka ingin bisa bersepeda itu juga harus dibangun di dalam pembelajaran guru. Anda sanggup melakukannya pada dikala sesi pengumuman nilai, baik nilai tugas, ulangan, PR, atau apapun. Atau, sehabis mereka berhasil menuntaskan sebuah kiprah tertentu pada dikala proses pembelajaran berlangsung. Tanya mereka, bagaimana rasanya memperoleh nilai yang bagus, atau hasil yang memuaskan, atau berhasil menuntaskan sebuah soal hitungan yang cukup rumit. Selalu, dengan adanya upaya yang cukup keras dan sungguh-sungguh, kemudian mereka memperoleh sebuah keberhasilan, maka mereka akan mencicipi suatu kepuasan tersendiri. Buat mereka menyadari kondisi ini. Siswa kita, seringkali tidak sadar bahwa dengan upaya yang cukup keras dan sungguh, kemudian memperoleh hasil yang baik, akan bisa membahagiakan batin mereka. Berikan penyadaran ini biar mereka mengulang kembali upaya-upaya positip tersebut dengan jelas.

Apa minat siswa anda?

Guru yang baik dan bisa memotivasi siswanya selalu berupaya menciptakan pembelajarannya selaras dengan minat siswa. Ini memang susah-susah gampang. Guru harus kreatif dan punya pengetahuan yang cukup ihwal materi pembelajarannya. Dengan demikian, guru akan bisa mengaitkan materi pembelajaran dengan minat siswa-siswanya. Memberikan materi suplemen yang sesuai dengan minat siswa akan memotivasi mereka untuk belajar. Tidak perlu banyak, yang penting cukup untuk menyatakan bahwa materi pembelajaran anda menarik bagi siswa.

Ajak siswa melaksanakan refleksi diri

Setiap pembelajaran yang baik selalu mengajak siswa untuk melaksanakan refleksi diri. Bagaimana caranya? Praktis saja. Ajak siswa membaca kembali tujuan pembelajaran yang telah disampaikan guru di awal pembelajaran. Lalu tanyakan kepada mereka seberapa banyak yang sudah dikuasai siswa dari tujuan pembelajaran yang diperlukan guru. Dengan melaksanakan refleksi diri masing-masing, siswa akan tahu di mana kelemahan dan kekuatan mereka. Siswa yang belum menguasai tujuan pembelajaran tertentu sanggup dipicu untuk meningkatkan belajarnya terutama pada bagian-bagian yang menjadi kelemahan mereka.

Beri tanggung jawab

Pada setiap pembelajarannya, guru harus memperlihatkan tanggung jawab kepada siswa. Tentu saja tanggung jawab itu harus bisa dipikul mereka. Guru tentunya tidak akan membebankan suatu kiprah berguru yang tidak akan bisa mereka pikul. Tanggung jawab bagi siswa juga bermakna guru memperlihatkan kepercayaan kepada mereka. Kebanyakan anak (siswa) akan berusaha sebaik-baiknya dalam melaksanakan tanggung jawabnya. Kadang kala, bentuk tanggung jawab yang diberikan tidak selalu berafiliasi dengan kiprah pembelajaran secara langsung, tetapi sanggup pula berafiliasi dengan menjaga kondisi kelas biar mereka nyaman dalam belajar. Misalnya, beberapa siswa sanggup ditugaskan untuk menyiapkan keperluan kelas, melaksanakan beberapa manajemen kelas menyerupai mencatatkan nama-nama siswa yang tidak hadir, membagi kiprah untuk pengumpulan bahan-bahan praktikum pada pertemuan selanjutnya, dsb.

Ubah suasana belajar

Beberapa siswa mungkin akan sangat senang ketika suasana pembelajaran divariasi oleh guru. Jikapun jenis mata pelajaran yang anda ampu tidak menuntut anda untuk mengajar di luar ruangan, sesekali, bawalah mereka ke tempat-tempat tertentu yang masih ada kaitannya dengan pembelajaran. Atau, bahkan daerah yang sama sekali tidak berhubungan. Melakukan proses pembelajaran bahasa di halaman sekolah yang teduh bukanlah hal yang salah. Mereka mungkin tidak akan berguru dari halaman sekolah sebagai sumber belajar, akan tetapi mereka sanggup menikmati suasana yang berbeda dengan kebiasaan berguru bahasa bersama anda yang melulu dilakukan di ruangan. Cara-cara lain sanggup pula dilakukan untuk mengubah suasana ini, sehingga siswa tidak bosan dengan acara pembelajaran anda.

Tujuan pembelajaran harus jelas

Ketika anda mengajar, di awal acara berguru mengajar, anda harus memberikan tujuan pembelajaran. Anda sebagai guru, tentu tidak sekedar memberikan tujuan pembelajaran semata, akan tetapi anda harus menciptakan tujuan pembelajaran itu terang bagi siswa. Dengan mengetahui apa yang anda harapkan dari proses pembelajaran yang berlangsung ihwal materi atau keterampilan yang harus siswa kuasai, maka siswa akan lebih praktis belajar. Jangan hingga tujuan pembelajaran anda kabur, apalagi tidak disampaikan kepada siswa.

Siapa bilang jangan berkompetisi?

Siswa-siswa harus berada dalam iklim yang kompetitif, akan tetapi tentu kompetisi yang dibuat guru ialah kompetisi positif. Bagaimana cara guru melaksanakan ini? Salah satu cara yang sanggup dilakukan misalnya, ialah dengan memperlihatkan penghargaan kepada siswa atau kelompok siswa yang berguru dengan baik, atau melebihi berguru siswa lainnya. Ini akan memicu terjadinya persaingan yang sifatnya positif. Agar persaingan tidak bermetamorfosis persaingan atau kompetisi yang negatif, maka yang perlu anda ingat adalah: jangan membandingkan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. cukup diberi penghargaan bagi yang telah berguru dengan baik.

Identifikasi hasil berguru yang telah diperoleh siswa

Saat proses pembelajaran, guru perlu mengukur atau mengidentifikasi tujuan pembelajaran mana yang telah siswa raih. Seberapa besar? Atau, seberapa manis pencapaian yang telah mereka raih. Hal ini penting biar guru sanggup memperlihatkan umpan balik mengenai bagian-bagian mana dari pembelajaran itu yang harus ditingkatkan siswa. Ini sanggup menunjang siswa dalam berpikir reflektif. Siswa juga memerlukan pendapat dan instruksi guru mengenai apa-apa yang telah diperolehnya dalam sebuah acara pembelajaran biar mereka sanggup meningkatkan diri.

Buat keinginan yang ideal

Ketika menyatakan tujuan pembelajaran anda, haruslah diperhatikan apakah tujuan itu akan mungkin dicapai oleh semua siswa? Apakah terlalu mudah? Apakah terlalu sulit? Pertimbangkan ini dengan menyesuaikan potensi yang ada. Potensi yang dimaksud tentu saja terutama ialah potensi siswa dan potensi sumber, bahan, alat, alokasi waktu pembelajaran yang tersedia. Mematok tujuan pembelajaran yang terlalu praktis diraih akan merusak motivasi berguru siswa. Ini disebabkan lantaran pembelajaran tidak lagi bersifat menantang bagi siswa. Sementara demikian pula kalau tujuan yang dipatok terlalu sulit, sehingga kemungkinan siswa sanggup meraihnya sangatlah kecil. Kemungkinan besar, siswa anda justru akan menjadi putus asa dengan pembelajaran anda.

Demikian beberapa Cara memotivasi Siswa Belajar, semoga bermanfaat bagi anda. Wassalam.
Sumber http://novehasanah.blogspot.com/

Posting Komentar untuk "Cara Memotivasi Siswa Belajar"