Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Model Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning)

Apakah Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) itu?

Model Pembelajaran PBL atau model problem based learning ialah suatu model pembelajaran yang termasuk ke dalam pendekatan berpusat kepada akseptor didik (student-centered). Akronim PBL memang mengakibatkan ambigu dengan model project based learning (model PBL). Pada model PBL (model pembelajaran problem based learning) siswa mempelajari bahan asuh melalui pengalaman berguru dalam bentuk memecahkan suatu permasalahan. Awalnya, model problem based learning atau yang biasa juga disebut pembelajaran menurut problem ini dimulai di sebuah medical school di Kanada pada tahun 1960-an, tepatnya di McMaster University. Hingga sekarang model pembelajaran PBL telah menyebar ke seluruh penggalan dunia, pada bermacam-macam tingkatan dan jenis sekolah, termasuk Indonesia.
Baca juga:
Proses Kognitif Pada Siswa Selama Pembelajaran dengan Model Problem Based Learning
Tips Menerapkan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

Baca: Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berpusat pada Siswa (Student Centered)

Tips untuk guru 1: Model pembelajaran PBL ialah model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered).

Tips untuk guru 2: “Masalah” merupakan titik awal pembelajaran pada model pembelajaran PBL.


Model problem based learning (model pembelajaran PBL) ialah salah satu model pembelajaran alternatif dari pembelajaran tradisional yang sangat menantang baik bagi siswa maupun bagi guru. Melalui model PBL ini guru akan menghadirkan sebuah “masalah”, bukan berupa ceramah atau latihan-latihan. Siswa harus menangani bahan asuh yang terkait dengan problem yang dihadirkan oleh guru. Makara dalam hal ini siswa harus aktif mempelajari bahan ajar, bukan diajari oleh guru. Memahami bahan asuh merupakan syarat bagi siswa atau kelompok siswa untuk sanggup memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru.

Tips untuk siswa 1: Model PBL mengharapkan siswa sebagai pembelajar aktif (hands on dan minds on).

Model Pembelajaran PBL dan Kurikulum di Indonesia

Pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004), Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 yang dipakai di Indonesia, juga disarankan kepada guru untuk memakai model problem based learning ini sebagai salah satu model pembelajaran di kelas yang diajarnya. Tujuan terpenting dari pembelajaran yang memakai model pembelajaran PBL ialah untuk membantu siswa dalam membuatkan pengetahuan yang bersifat fleksibel, keterampilan-keterampilan pemecahan problem (effective problem solving skills), menjadi pembelajar yang berdikari (self-directed learning), keterampilan-keterampilan kolaboratif yang efektif (effective colaborative skills), sampai menumbuhkan motivasi intrinsik untuk belajar. Model problem based learning termasuk juga ke dalam pendekatan pembelajaran aktiv (active learning) alasannya ialah dalam pembelajaran model pembelajaran PBL, siswa harus aktif secara fisik dan mental untuk melaksanakan acara pembelajarannya.
Baca: Bagaimana Caranya Agar Siswa Tetap termotivasi dalam Pembelajaran
Baca: Cara Memotivasi Siswa Belajar

Tips untuk guru 3: Tujuan terpenting model PBL ialah untuk menciptakan siswa menjadi problem solver yang terampil dan termotivasi berguru secara mandiri.

Tips untuk siswa 2: Siswa harus berguru berkolaborasi dengan siswa lainnya untuk mencapai tujuan memecahkan masalah.

Peran Siswa dalam Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

Peserta didik di dalam model problem based learning (model PBL) berguru di dalam kelompok-kelompok. Mereka akan mengidentifikasi hal-hal apa saja yang telah mereka ketahui (pengetahuan apa yang telah mereka miliki), hal-hal apa saja yang mereka perlu untuk ketahui, dan bagaimana mereka akan mendapat informasi gres yang mungkin akan sanggup membantu mereka dalam memecahkan problem yang disuguhkan.

Tips untuk guru 4: Kelompokkan siswa dan fasilitasi kebutuhan mereka untuk memecahkan masalah.

Siswa, melalui model problem based learning akan memperoleh kesempatan yang sangat baik untuk mengujicobakan pengetahuan yang telah mereka miliki. Selain itu siswa juga akan menemukan hal-hal apa yang menjadi kebutuhan mereka untuk diketahui dan dipelajari. Bersama kelompok belajarnya, siswa-siswa akan memperoleh secara tidak pribadi bagaimana berkinerja dengan baik dan efektif dalam sebuah tim. Dan, pada kelompok-kelompoknya akan terbangun keterampilan berkomunikasi melalui penyampaian gagasan, berargumen, mengkritik, sampai memebrikan saran. Siswa akan berguru pula bagaimana mempertahankan pendapatnya dengan argumen-argumen pendukung dan menjadikan pengetahuan atau bahan asuh yang telah mereka miliki atau sedang mereka pelajari menjadi bermakna dan lebih fleksibel penggunaannya.
Baca: Ciri-Ciri Guru yang Menerapkan Konstruktivisme dalam Kelasnya

Tips untuk siswa 3: Berusahalah untuk berkinerja sebaik mungkin dalam kelompok, berlatihlah berkomunikasi dengan baik.
Baca: Tips Menjadi Pelajar yang Sukses

Peran Guru dalam Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)

Peran guru dalam model pembelajaran PBL (problem based learning) ini ialah untuk memfasilitasi dan mensupport pembelajaran siswa, membimbing, sampai memonitor proses berguru siswa. Guru harus bisa membangun kepercayaan diri setiap akseptor didiknya, dan kepercayaan diri setiap kelompok akseptor didiknya untuk sanggup memecahkan masalah, sambil membuatkan pemahan mereka akan bahan pembelajaran. Di sini kita sanggup melihat peralihan fungsi guru yang kasatmata dari model-model pembelajaran tradisional yang lebih menekankan guru sebagai sentra dan sumber informasi menjadi guru yang berperan sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Makara sekali lagi perlu ditekankan, bahwa guru bukanlah sumber solusi dari permasalahan yang dihadirkan, tetapi solusi itu harus dicari dan didapatkan oleh siswa atau kelompok siswa.
Baca: Tips Melaksanakan Pembelajaran yang Efektif

Tips untuk guru 5: Berlatihlah untuk benar-benar berperan sebagai fasilitator, bukan sebagai sumber informasi satu-satunya untuk siswa.

Baca: Interaksi Pembelajaran di Kelas
Perlu penegasan di sini, bahwa tugas paling penting bagi seorang guru yang melaksanakan implementasi model problem based learning atau PBL ini ialah menjadi fasilitator dalam diskusi kelompok. Proses ini sama sekali tidak bermakna: guru menunjukkan bahan asuh kepada siswa. Pada proses diskusi kelompok dalam model PBL, guru membantu siswa untuk meningkatkan pengetahuannya akan bahan ajar, keterampilan-keterampilan yang berhubungan, dan kemajuan diskusi mereka dalam kelompok. Di sinilah kesulitan yang sering dialami guru, mereka banyak yang belum terbiasa dengan gaya mengajar menyerupai ini. Tanpa disadari oleh guru, mereka sering terjebak contoh usang pembelajaran tradisional dan buru-buru menunjukkan bahan asuh kepada siswa pada ketika diskusi kelas. Perlu banyak latihan biar guru merasa “enjoy” untuk menjadi fasilitator, bukan satu-satunya sumber informasi di kelasnya.
Baca juga:
Tips Menciptakan Lingkungan Sosial yang Baik dalam Pembelajaran
Tips biar Materi Pembelajaran Menarik bagi Siswa
Tips Mempersiapkan Penggunaan Media Pembelajaran
Tips Mengelola Kelas yang Berpusat pada Guru (Teacher Centered)
Sumber http://novehasanah.blogspot.com/

Posting Komentar untuk "Mengenal Model Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning)"