Sejarah Penyiaran Agama Islam Di Indonesia (Penyebaran Agama Islam)
Sejarah Penyiran Agama Islam di Indonesia| Dalam Penyebaran agama islam di indonesia dilakukan oleh pedagang dan kerajaan-kerajaan islam serta Wali sanga, Telah menjadi sejarah bagi indonesia yang lebih banyak didominasi memeluk agama islam tentang Proses penyebaran agama islam di indonesia, dalam penyiaran agama islam di indonesia pertama kali didalam posisi indonesia yang sangat strategis karna berada ditengah-tengah sehingga kapal-kapal yang ingin melewati indonesia menyempatkan dirinya untuk istirahat dan sekaligus menjual dagangannya disamping menjual dagangannya juga membuatkan agama islam, dan muncullah aneka macam kerajaan-kerajaan islam yang sangat berperan penting dalam penyebaran agama islam serta penyiaran agama islam di indonesia, artinya awalnya dimulai dari pedagangan dan makin bertambah luas lagi saat wali songo atau para sobat bersahabat ALLAH muncul membuat penyiaran agama islam di indonesia semakin pesat dan terus bertambah. Untuk lebih mengetahui lebih terperinci tentang Sejarah Penyiaran agama Islam di Indonesia atau permulaannya, mari kita lihat pembahasannya dibawah ini...
Sejarah Penyiaran Agama Islam di Indonesia
Sejak lampau terdapat hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Gujarat di India — Barat. Hubungan itu makin ramai setelah Bagdad jatuh ketangan bangsa Mongol tahun 1258. Karena kedudukan Gujarat bertambah penting, pedagang-pedagang Islam dari Gujarat berdagang Iangsung ke Indonesia.
Mereka membeli rempah-rempah dan sebaliknya menjual barang-barang yang dibawa dan India. Berkat Ietaknya yang baik pada sisi-barat Selat Malaka, bandar-bandar di Sumatra Utara banyak dikunjungi pedagang-pedagang Gujarat. Melalui hubungan perdagangan tadi lambatlaun agama Islam disiarkan oleh pedagang-pedagang Gujarat terhadap rekan-rekannya di Indonesia. melaluiataubersamaini menganut agama yang sama hubungan perdagangan akan bertambah erat.
Mereka membeli rempah-rempah dan sebaliknya menjual barang-barang yang dibawa dan India. Berkat Ietaknya yang baik pada sisi-barat Selat Malaka, bandar-bandar di Sumatra Utara banyak dikunjungi pedagang-pedagang Gujarat. Melalui hubungan perdagangan tadi lambatlaun agama Islam disiarkan oleh pedagang-pedagang Gujarat terhadap rekan-rekannya di Indonesia. melaluiataubersamaini menganut agama yang sama hubungan perdagangan akan bertambah erat.
Pada selesai periode 13 sudah ada petunjuk-petunjuk bahwa agama Islam sudah tersiar di Sumatra Utara.
1. Dalam perjalanan dan China ke Persia (1292) Marco Polo singgah di Sumatra Utara. Dia menceritakan bahwa di Peureula sudah ada penganut-penganut Islam.
2. Batu nisan Malik al Saleh, Sultan Samudra Pasai yang Wafat 1297 menawarkan kerikil nisan seorang Islam. Batu nisan tadi diimport dari Gujarat dan agaknya menjadi barang dagangan yang penting.
Dan Penyiaran Agama Islam di Indonesia juga berperan kerajaan-kerajaan islam menyerupai :
a. Kerajaan Samudra Pasai
b. Kerajaan Malaka
c. Jawa Tengah dan Jawa Timur
d. Wali Sanga.
A. KERAJAAN SAMUDRA PASAI.
Kerajaan Samudra Pasai yaitu kerajaan Islam pertama di Indonesia. Berkat letak dan posisinya yang strategis, Samudra Pasai segera tumbuh menjadi sentra perdagangan yang penting di Selat Malaka. Adanya hubungan perdagangan yang erat dengan Gujarat menjadikan perdagangan Samudra Pasai mengalami perkembangan. Disitu terdapat kantor-kantor dagang bangsa Gujarat, Persia dan lain-lain.
Samudra Pasai juga sudah mengadakan hubungan dengan kesultanan Delhi di India. Tatkala Ibnu Batutah diutus oteh Sultan Delhi ke China, ia singgah di Samudra Pasai dan diterima dengan ramah tarnah oleh Sultan Ahmad. Demikian pula saat Ia kembali dan China, sekali lagi singgah disana.Belum sanggup ditentukan sifat hubungan antara kedua negara tersebut, apakah hubungan biasa ataukah berarti Samudra Pasai mengakui kekuasaan Sultan Delhi.
Perkembangan Samudra Pasai tidak lama, kira-kira spesialuntuk tiga perempat abad. Samudra Pasai tidak bisa tumbuh merijadi negara besar, lantaran menghadapi Majapahit. Sebagai negara bahari yang besar yang menguasai perairan Asia Tenggara, Majapahit mustahil membiarkan tumbuhnya kekuatan gres disekitar Selat Malaka. Oleh sebab itu ± tahun 1350 Samudra Pasai dibinasakan oleh armada Majapahit. Pada masa diberikutnya Samudra Pasai tidak memiliki kemungkinan untuk berdiri sebagai negara yang berartI di Asia Tenggara. Karena ± tahun 1400 berdiri bandar Malaka yang letak dan posisinya lebih baik daripada Samudra Pasai.
B. KERAJAAN MALAKA.
Kota Malaka tiruanla spesialuntuklah sebuah kampung nelayan. Menurut cerita, Malaka didirikan oleh Parameswara. Seprang ningrat dan Majapahit. Dalam abad-15 Malaka berangsun-angsur tumbuh bermetamorfosis bandar besar dan sentra perdagangan di Asia Tenggara. Kemudian Malaka juga menjadi sentra agama Islam yang penting. Dari Malakalah agama Islam tersiar masuk kesebagian besan wilayah Indonesia.
Bahwa Malaka sanggup bermetamorfosis negara Maritim yang besar di Asia Tenggara disebabkan oleh faktor-faktor sebagai diberikut:
Faktor-Faktor Malaka menjadi negara Maritin Besar :
1. Letaknya amat strategis : yaitu pada persimpangan jalan perdagangan-pelayaran intenasional yang membentang dan Timur Tengah-India-China.
Maka dari itu :
- Malaka menjadi handar perbekalan.
- Malaka menjadi bandar transito.
2. Situasi politik menguñtungkan
- Majapahit mustahil merintangi perkembangan Malaka, lantaran sudah mengalami kemunduran.
- Kerajaan Siam yang besar-kuat bukan negara bahari yang berarti. Untuk menghindari ancaman expansi Siam, Malaka cukup “minta perlindungan” kepada kerajaan Ming di China yang pada waktu itu besar lengan berkuasa armadanya tetapi jauh ‘etaknya.
Dalam periode 15 dan permulaan periode 16 Malaka benar-benar menjadi bandar internasional yang besar. Berbagai pedagang dan Persia, Gujarat, Birma, Indonesia, Pilipina dan China hadir berdagang di situ. melaluiataubersamaini demikian Malaka menjadi titik pertemuan antara bangsa-bangsa Asia. Adapun pedagang-pedagang Indonesia yang paling banyak mengunjungi Malaka ialah pedagang-pedagang dan pesisir-Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan ada diantara mereka yang bermukim disana.
Seperti kita ketahui pedagang-pedagang Jawa menjadi pedagang mediator antara tempat Maluku dengan Malaka. Selain membawa rempah-rémpah, mereka juga membawa beras Jawa yang sangat diharapkan oleh Malaka.
Karena di Malaka pedagang-pedagang Jawa bergaul dan berafiliasi dagang dengan pedagang-pedagang Islam dari Gujarat, Persia maka lambat laun banyak diantara mereka yang menganut agama Islam. Mereka kemudian menyiarkan agama gres tadi kepada rekan-rekannya di daerah-daerah yang dikunjunginya. Maka dan itu penyiaran agama Islam pada abad-15 terutama didaerah-daerah pesisir yang terletak pada jaenteng perdagangan nasional yang membentang dan Maluku sampai Malaka.
Sesudah pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan orang Portugis, agama Islam makin tersebar Iuas di Indonesia. Adapun sebabnya :
- Pedagang-pedagang Islam yang tiruanla berada di Malaka kemudian memindahkan kegiatannya ke daerah-daerah lain terutama ke Adeh, Banten, Kalimantan Barat dan Makassar.
- Jalan perdagangan Islam beralih dari Selat Malaka ke Selat Sunda terus menyusur pesisir-Barat Sumatra. Daerah-daerah yang dilalui segera menerima imbas Islam.
- Raja-raja Islam dan Demak dan Aceh dengan segera menyebarIuaskan agarna Islam ke daerah-daerah yang belum Islam.
Tujuannya untuk mencegah masuknya imbas Portugis, balk di bidang politik, ekonomi mau pun agama.
C. JAWA TENGAH DAN JAWA TIMUR.
Akibat perang saudara dan perperihalan antar ningrat pada permulaan periode 1 5 Pemerintah Pusat Majapahit sudah lemah benar. Bandar-bandar pesisir Jateng dan Jatim : Demak, Jepara, Tuban, Gresik dan Surabaya tidak lagi menghiraukan Pemerintah Pusat Majapahit. Bandar-bandar tersebut hakekatnya mulai tumbuh menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang bebas-merdeka. Berkat hubungan dagang yang erat dengan Malaka lambat laun para penguasa bandar-bandar itu banyak yang masuk menganut agama Islam. Mereka berbuat demikian pada mulanya
Mungkin dengan maksud tujuan:
1. Agar hubungan ekonomi-perdagangan dengan pedagang-pedagang Islam di Malaka menjadi bertambah erat.Dari kota-kota itu selanjutnya agama Islam tersiar ke tempat pedalaman dan juga daerah-daerah Indonesia yang lain Seperti Maluku. Adapun sentra dan benteng Islam di Jateng-Jatim ialah Demak dan Gresik.Fungsi dan peranan Demak makin bertambah penting sampai bisa menyatukan dan memimpin seluruh kota-kota pesisir dalam wadah Kesultanan Demak ( + 1400 — 1568).
2. Dijadikan dalih guna melepaskan din dan Pemerintah Pusat Majapahit dengan dasar perbedaan agama.
D. WALl SANGA
Gerak penyiaran agama Islam di Jawa tidak bisa dipisahkan dengan peranan dan jasa para Wali. Sebutan Wali yaitu abreviasi dan perkataan WaIi’ullah, artinya sobat bersahabat Allah atau orang yang sangat bersahabat dengan Allah. Wali memiliki pengetahuan yang mendalam tentang agarna serta sanggup berjuang demi kepentingan agama.
Jumlah Wali dianggap sembilan, meskipun bersama-sama banyak sékali. Hal itu mungkin berafiliasi dengan suatu kepercayaan yang menganggap sembilan ialah bilangan yang keramat.
Meskipun Wali-wali itu guru-guru besar agama don penyiar agama, namun ada juga Wali yang karenanya memegang peranan penting dalam bidang politik-pemerintahan. Misalnya Sunan Gunung Jati atau Faletehan. Beliau yaitu pendiri kerajaan Banten-Cirebon, bahkan karenanya menjadi Sultan Cirebon sampai wafatnya.
Lain dari pada itu dia juga seorang panglima perang yang ulung. Dibawah pimpinannya pasukan Demak berhasil menaklukkan Banten, Jakarta, Cirebon dan berhasil pula menghancurkan perjuangan Portugis untuk memasuki Jabar.
Makara meskipun Wali atau Sunan itu guru besar dan penyiar agama Islam, akan tetapi fungsi-kedudukannya kadang kala tidak terbatas pada bidang agama saja.
Dalam membuatkan agama Islam para Wali mendirikan perguruan-perguruan, tempat untuk menggembleng anakdidik-anakdidik yang militan dan luas pengetahuannya. Lain dan pada itu dalam penyiaran agama ke daerah-daerah pedalaman, para Wali bertindak bijaksana.
Agama Islam seolah-olah diadaptasi dengan alam kepercayaan rakyat dengan tidak menyimpang dan pedoman Islam yang sejati. Tindak bijaksana itu perlu mengingat tempat pedalaman “paling dalam” menerima imbas agama Hindu. melaluiataubersamaini cara tersebut agama Islam praktis tersiar dan diterima oleh rakyat di tempat pedalaman. Sedangkan di bidang kebudayaan terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan Jawa-Hindu
Jumlah Wali dianggap sembilan, meskipun bersama-sama banyak sékali. Hal itu mungkin berafiliasi dengan suatu kepercayaan yang menganggap sembilan ialah bilangan yang keramat.
Meskipun Wali-wali itu guru-guru besar agama don penyiar agama, namun ada juga Wali yang karenanya memegang peranan penting dalam bidang politik-pemerintahan. Misalnya Sunan Gunung Jati atau Faletehan. Beliau yaitu pendiri kerajaan Banten-Cirebon, bahkan karenanya menjadi Sultan Cirebon sampai wafatnya.
Lain dari pada itu dia juga seorang panglima perang yang ulung. Dibawah pimpinannya pasukan Demak berhasil menaklukkan Banten, Jakarta, Cirebon dan berhasil pula menghancurkan perjuangan Portugis untuk memasuki Jabar.
Makara meskipun Wali atau Sunan itu guru besar dan penyiar agama Islam, akan tetapi fungsi-kedudukannya kadang kala tidak terbatas pada bidang agama saja.
Dalam membuatkan agama Islam para Wali mendirikan perguruan-perguruan, tempat untuk menggembleng anakdidik-anakdidik yang militan dan luas pengetahuannya. Lain dan pada itu dalam penyiaran agama ke daerah-daerah pedalaman, para Wali bertindak bijaksana.
Agama Islam seolah-olah diadaptasi dengan alam kepercayaan rakyat dengan tidak menyimpang dan pedoman Islam yang sejati. Tindak bijaksana itu perlu mengingat tempat pedalaman “paling dalam” menerima imbas agama Hindu. melaluiataubersamaini cara tersebut agama Islam praktis tersiar dan diterima oleh rakyat di tempat pedalaman. Sedangkan di bidang kebudayaan terjadi akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan Jawa-Hindu
Sekian Artikel Tentang Sejarah Penyiran Agama Islam di Indonesia, Semoga Bermanfaat. (Sumber : Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia 2, Hal :9-14, Penerbit : Widya Duta.1984, Penulis : Ibnoe Soewarso)
Posting Komentar untuk "Sejarah Penyiaran Agama Islam Di Indonesia (Penyebaran Agama Islam)"