Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Mengatasi Dilema Disiplin Siswa (2)

bagaimana cara mengatasi kelas yang ribut Cara Mengatasi Masalah Disiplin Siswa (2)
bagaimana cara mengatasi kelas yang ribut?

Cara Mengatasi Masalah Disiplin Siswa (2)

Ini yakni kelanjutan dari artikel sebelumnya ihwal cara mengatasi dilema disiplin siswa. Masalah disiplin siswa di dalam kelas memang problema kasatmata dan mungkin saja terjadi pada kelas anda ketika ini. Tulisan berikut yakni goresan pena ihwal hal yang harus dihindari guru pada ketika bawah umur atau siswa di kelas tidak bertindak seharusnya, atau dalam kata lain melanggar disiplin atau peraturan kelas sehingga mengganggu proses pembelajaran yang berlangsung. Dua hal berikut harus dihindari, dan gunakan cara yang lebih baik. Yuk disimak.


Jangan Berteriak Kepada Siswa

Jika kelas anda ribut alasannya yakni suatu hal sehingga proses pembelajaran menjadi tidak kondusif, maka janganlah sesekali anda meneriaki mereka. Terlebih-lebih dengan memakai kata-kata yang keras, atau mengancam, atau kasar. Hal ini justru akan menciptakan siswa-siswa di kelas anda menjadi takut dengan anda. Ingat, memperbaiki kondisi kelas semoga proses pembelajaran berjalan dengan baik bukan dengan cara menciptakan mereka takut kepada guru. Ini konsep yang salah. Sebagai guru yang baik dan profesional, permasalahan yang muncul alasannya yakni ributnya beberapa siswa, atau banyak siswa di dalam kelas sanggup diatasi dengan cara yang benar dan efisien.

Guru sanggup melaksanakan ini dengan cara eksklusif mendekati kelompok siswa yang ribut tersebut, menyentuh mereka (terutama yang diduga sebagai motor penyebab keributan) dengan halus, kemudian menanyakan apa yang bahwasanya mereka bicarakan sehingga terdengar lebih keras dari bunyi guru dan mengganggu proses pembelajaran di kelas. Mintalah mereka untuk berhenti berbicara dan kembali fokus kepada pembelajaran anda.

Selain itu anda sebagai guru juga harus berpikir reflektif, mengapa siswa menjadi ribut? Pertanyaan ini lebih ditujukan kepada diri guru sendiri sebagai materi renungan untuk memperbaiki dirinya sendiri (bukan siswa). Jadi, bila ada kejadian, di mana siswa (banyak) yang berbicara di luar topik pembelajaran, silakan memikirkan apa yang salah dengan pembelajaran itu? Apakah cara anda menyakikan materi pembelajaran kurang menarik? Apakah kegiatan pembelajaran yang diberikan terlalu membosankan bagi mereka? Atau hal-hal lain yang mungkin menjadi pemicunya. Hasil perenungan ini menjadi materi untuk memperbaiki pembelajaran anda di waktu yang akan tiba (pertemuan berikutnya) untuk lebih berhati-hati merancang pembelajaran untuk siswa anda, sehingga insiden yang sama (siswa terlalu ribut) tidak lagi terjadi.

Jangan Bersikap Tak Acuh Kepada Siswa Terlalu Lama

Beberapa guru seringkali menanggapi keributan siswa di kelasnya dengan cara yang lain lagi: bukan dengan berteriak, tetapi dengan berbuat sebaliknya: mendiamkan siswa. Guru-guru tipe ini mengatakan sikap ngambek. Marah dan kesal alasannya yakni siswa ribut ditunjukkan kepada siswa dengan mendiamkan mereka. Parahnya, jikalau terjadi pada guru kelas, si guru hanya duduk di kursinya sambil memandang dengan muka masam ke arah siswanya, atau keluar dari kelas tanpa menghiraukan lagi siswa-siswa itu. Guru tipe ini berharap siswa akan tiba meminta maaf kepada mereka di ruang guru.

Tetapi, seringkali yang terjadi, tidak ada bawah umur yang meminta maaf kepadanya. Nah, jadi tambah ribet masalahnya. Akhirnya, guru tersebut akan malas masuk kelas, bahkan sehari penuh, atau untuk guru mata pelajaran sanggup terjadi selama beberapa kali pertemuan.

Ada banyak kerugian yang diakibatkan tindakan menyerupai ini. Beberapa diantaranya, misalnya: Pertama, guru justru merasa tidak nyaman alasannya yakni ia membiarkan dilema dengan kelas atau siswa-siswanya berlarut-larut dan tidak dituntaskan. Kedua, pembelajaran terhambat. Hitung saja, berapa banyak waktu yang terbuang alasannya yakni ia tidak mengajar, dan siswa tidak belajar? Ketiga, siswa-siswa akan memandang negatif terhadap sikap guru tersebut. Mereka sanggup saja malah menertawakan guru yang bersangkutan alasannya yakni merajuk dan bawah umur melihat guru bertingkah sebagaimana anak kecil (bukan orang dewasa).

Seharusnya, yang dilakukan guru, jikapun ia mau mendiamkan mereka (siswa-siswa), maka ia dilarang melakukannya dalam durasi yang terlalu usang sehingga berlangsung seharian atau beberapa kali pertemuan. Guru harusnya melihat situasi kelas. Ketika siswa-siswa di dalam kelas yang ribut itu tampak telah menyadari bahwa ada yang salah dengan sikap mereka sehingga bapak atau ibu guru mendiamkan mereka, maka guru sanggup mulai menjelaskan mengapa ia bersikap demikian. Guru sanggup meminta siswa untuk berhenti ribut, kemudian mengkomunikasikan dan menanyakan apa yang menjadikan mereka melaksanakan sikap jelek tersebut. Ini dilakukan secara profesional kepada siswa. Bukan dengan cara marah-marah, atau bahkan menangis-nangis. Dengan komunikasi yang baik, siswa akan mencoba memperbaiki sikap mereka. Tidak ada siswa yang ingin melukai perasaan guru atau menciptakan guru sebal dengan mereka. Apa-apa yang mereka lakukan di kelas bahwasanya yakni bentuk respon terhadap suatu situasi yang tidak menyenangkan dalam pembelajaran atau paling tidak pembelajaran tidak menarik, atau ada hal lain yang lebih menarik dari proses pembelajaran.

Nah, demikian tips mengatasi dilema disiplin siswa di kelas (bagian 2). Bila anda memiliki tips atau saran lainnya ihwal cara mengatasi keributan siswa di dalam kelas, silakan mengembangkan di kolom komentar. Semoga bermanfaat, wassalam.
Sumber http://novehasanah.blogspot.com/

Posting Komentar untuk "Cara Mengatasi Dilema Disiplin Siswa (2)"