Tips Meningkatkan Berguru Siswa Melalui Teknik Layanan Individual
layani siswa secara individual |
Tips Meningkatkan Belajar Siswa Melalui Teknik Layanan Individual
Pada sebuah kelas yang sedang melaksanakan pembelajaran, guru sanggup meningkatkan proses berguru siswa dengan aneka macam cara. Salah satu cara yang sanggup dilakukan guru untuk meningkatkan pembelajaran siswa yang akan dibahas di sini yakni melalui teknik layanan secara individual. Maksudnya layanan secara individual di sini guru yang sedang mengajar menunjukkan pelayanan kepada setiap siswa di dalam kelasnya dengan bermacam-macam cara dan metode sehingga semua siswa menjadi lebih efektif dalam belajar. Wah, bagaimana kalau di dalam kelas ada banyak siswa? Tidak apa-apa, teknik layanan secara individual ini tetap sanggup dilakukan dan memang harus dilakukan dengan baik oleh seorang guru yang profesional. Lalu bagaimana caranya? Baiklah, untuk menjawab pertanyaan ini, ikutilah tips-tips berikut ini.Bergerak secara kontinyu
Sebagai seorang guru yang profesional, semua anak harus terlayani dengan baik. guru sanggup berkeliling dan bergerak secara kontinyu hingga semua anak sanggup didekati dan difasilitasi untuk belajar. Ingat, setiap anak yakni individu yang mempunyai karakteristik dan kemampuan serta pengetahuan yang berbeda-beda. Oleh alasannya yakni itu, semua anak membutuhkan pelayanan yang berbeda-beda. Berkelilinglah di sekitar daerah duduk siswa untuk melihat-lihat derma apa yang sanggup diberikan kepada setiap siswa untuk memfasilitasi mereka belajar. Hal yang perlu diperhatikan ketika memfasilitasi siswa, perhatikanlah tetap seanteoro kelas anda untuk tetap menjaga dan memanajemen semua siswa. Jangan sampai, alasannya yakni anda terlalu terfokus menunjukkan layanan derma kepada salah satu siswa, menjadikan terabaikannya siswa-siswa yang lain. Jika ini terjadi, maka apa yang anda lakukan sebagai guru justru kontraproduktif bagi pembelajaran siswa. Beberapa siswa yang merasa diabaikan alasannya yakni guru terlalu sibuk membantu salah satu siswa sanggup menciptakan keributan sehingga mengganggu proses pembelajaran.Hargai hasil berguru siswa
Hasil berguru siswa umumnya bentuknya bermacam-macam. Beberapa di antaranya berbentuk karya-karya yang begitu unik dan menarik. Ini sanggup diberikan penghragaan khusus. Caranya sangat gampang. Pajang hasil karya atau hasil berguru siswa yang bagus, unik, atau menarik itu di dinding kelas mereka. Walaupun caranya ini terkesan sangat mudah dan begitu sederhana, efeknya sangat luar biasa. Coba saja anda ingat sewaktu sekolah dulu, bagaimana rasanya bila hasil berguru atau karya anda dipajang oleh guru anda di dinding kelas? Pastinya senang, bukan? Kaprikornus begitu juga dengan siswa kita wahai bapak dan ibu guru. Memajang hasil berguru atau karya mereka yakni sebuah bentuk penghargaan yang amat efektif untuk dilakukan dalam tujuan meningkatkan berguru siswa yang bersangkutan.Pengaturan daerah duduk
Jangan dikira pengaturan daerah duduk itu tidak penting. Beberapa guru mungkin beranggapan demikian sehingga mereka membiarkan siswa duduk secara bebas di bangku manapun yang mereka inginkan. Ini tentu tidak salah dan bahkan punya sisi aktual juga. Akan tetapi, ketika guru ingin menunjukkan layanan khusus kepada setiap siswa di kelasnya, akan sangat mudah bila daerah duduk siswa diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan guru dalam melakukannya. Jika kita mengamati kendala atau gangguan berguru yang dialami setiap anak, tentunya berbeda-beda. Ada anak yang sangat cerdas sehingga untuk mempelajari suatu bahan pelajaran sangat cepat bahkan tanpa perlu derma guru, akan tetapi seringkali alasannya yakni mereka lebih dahulu menuntaskan tugas-tugas yang diberikan ketika pembelajaran berlangsung, mereka menjadi punya banyak waktu lebih yang bisa “dimanfaatkannya” untuk acara lain yang tidak bekerjasama dengan pembelajaran. Bahkan, tidak jarang, justru acara itu sanggup berdampak negatif bagi kelas, contohnya mengajak siswa lain mengobrol hal-hal di luar pembelajaran. Siswa semacam ini mungkin sanggup ditempatkan bersahabat dengan siswa lain yang mau berguru dari temannya (peer tutoring) sehingga didapatkan dua laba sekaligus, yaitu guru terbantu mengajari salah satu siswa dan siswa yang cerdas itu tidak mengganggu kelas. Atau, sangat mungkin di kelas kita ada anak yang sulit sekali berkonsentrasi, sehingga mudah sekali teralih perhatiannya pada hal-hal lain, maka mungkin daerah duduknya diletakkan di bersahabat meja guru. Demikian seterusnya, sehingga posisi setiap siswa dipertimbangkan sehingga membantu guru dalam menunjukkan pelayanan untuk memfasilitasi mereka belajar.Kenali kelompok-kelompok siswa
Di dalam sebuah kelas berukuran besar, siswa biasanya membentuk kelompok-kelompok secara alami. Pada kelompok ini, mereka akan merasa cocok dan diterima oleh masing-masing anggotanya. Hal ini sanggup dimanfaatkan guru untuk membantu mengelola kelas ketika pembelajaran berlangsung. Pembentukan kelompok sanggup didasarkan atas kecocokan ini, bukan menurut kemampuan belajar, atau hal lainnya. Setiap kelompok siswa yang terbentuk secara alami ini, seringkali mempunyai anggota dengan persamaan-persamaan tertentu, contohnya dalam hal minat bahkan kemampuan belajar. Anak-anak dengan minat tertentu atau tingkat kemampuan berguru tertentu sanggup difasilitasi berguru secara bersama. Ini memudahkan guru dalam memfasilitasi berguru mereka secara individual alasannya yakni kelompok berbasis kebutuhan layanan berguru yang sama.Hindari penggunaan evaluasi beracuan norma
Di Indonesia sendiri, secara resmi evaluasi harus memakai pola patokan atau standar nilai. Kaprikornus sebenarnya, tips ini tidaklah begitu penting bila guru memang “aware” dengan ini. Apa laba evaluasi beracuan patokan? Penilaian beracuan patokan yakni evaluasi siswa yang didasarkan atas suatu batas nilai. Kaprikornus siswa tidak dibandingkan dengan siswa lain, melainkan nilainya dibandingkan dengan standar. Standar ini dalam bahasa praktisnya yakni KKM (kriteria ketuntasan minimal). Sayangnya, beberapa sekolah dan guru di Indonesia masih suka menciptakan evaluasi beracuan norma tanpa ia sadari bahwa itu sanggup menciptakan siswa yang mempunyai kemampuan di bawah rata-rata menjadi merasa tidak nyaman. Guru-guru ini seringkali menciptakan ranking menurut nilai siswa walaupun pada kurikulum yang berlaku hal ini tidak diinginkan untuk dilakukan guru. Mungkin, praktik penggunaan evaluasi beracuan norma pada kurikulum-kurikulum terdahulu begitu membekas pada guru. Ia balasannya tetap menciptakan perankingan siswa di kelasnya.Gunakan pembelajaran berbasis proyek
Mengapa? Model pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan interest mereka masing-masing. Ini yakni salah satu bentuk kesempatan berguru yang diberikan oleh guru dalam rangka menunjukkan pelayanan individual bagi setiap siswa yang ada di kelasnya. Melalu pembelajaran berbasis proyek, siswa sanggup menggali potensinya masing-masing. Disarankan, proyek yang dilakukan bukanlah proyek yang sifatnya seragam. Proyek yang dilakukan siswa harus bersifat fleksibel dan memungkinkan siswa berkreasi secara bebas dalam batasan-batasan tertentu. Misalnya, ketika proyek menciptakan kolase dari daun kering, siswa sanggup diberikan sebuah contoh kolase daun kering sederhana, kemudian mereka sanggup diminta menciptakan kolase daun kering dengan teknik-teknik yang mereka sukai, dengan bentuk-bentuk atau kreasi yang menjadi minat mereka masing-masing.Nah, demikian beberapa tips untuk memfasilitasi siswa berguru dengan menunjukkan layanan secara individual. Apakah anda juga mempunyai tips lain untuk memfasilitasi berguru siswa sehingga secara individual mereka merasa terlayani dengan baik? Jika ada, dan anda berkenan, silakan menyebarkan di kolom komentar. Semoga bermanfaat. Wassalam.
Baca juga:
Pengetahuan Pedagogis Materi Ajar Guru
Tips Agar Materi Pelajaran Menjadi Menarik
8 Jenis Kecerdasan Menurut Howard Gardner Sumber http://novehasanah.blogspot.com/
Posting Komentar untuk "Tips Meningkatkan Berguru Siswa Melalui Teknik Layanan Individual"