Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengajar Siswa Keteraturan Dan Administrasi Diri

Tulisan ini sangat berkaitan erat dengan neurosains yang dibahas dalam goresan pena sebelumnya, ihwal perkembangan otak akseptor didik (anak) dan kemampuan mereka dalam mengorganisasikan sesuatu menyerupai waktu atau melaksanakan administrasi untuk diri mereka sendiri. Ingat, hal ini penting dilakukan oleh bapak dan ibu guru sebab intinya kita tidak cuma mengajarkan bahan pelajaran semata di kelas, tetapi kiprah guru juga yakni sebagai seorang pendidik sehingga perkembangan mereka menuju kedewasaan benar-benar berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi mereka di masa yang akan datang.

Tulisan ini sangat berkaitan erat dengan neurosains yang dibahas dalam goresan pena sebelumnya Mengajar Siswa Keteraturan dan Manajemen Diri
ajarkan keteraturan pada siswa

Pada goresan pena ihwal perkembangan otak dan implikasinya pada pembelajaran telah dipaparkan bagaimana belum dewasa di sekolah tengah berada pada tahap perkembangan otak, yaitu pada penggalan pre-frontal yang sangat penting untuk proses berpikir dan emosi. Pada masa-masa bersekolah perkembangan penggalan otak inilah yang membantu mereka untuk menjadi semakin teratur dan bisa memanajemen diri mereka sendiri. Akan tetapi stimulasi dan tunjangan guru sangat dibutuhkan.



Sebenarnya otak insan berkembang sangat cepat pertama kali pada masa-masa mendekati kelahiran (waktu masih di dalam kandungan ibu). Perkembangan pesat kedua terjadi pada masa remaja, menjelang dewasa. Kaprikornus terjadi pada belum dewasa yang berada di sekolah menengah (SMP dan SMA). Perkembangan kedua pada otak ini khususnya terjadi di penggalan lapisan korteks serebral penggalan pre-frontal sebagaimana disebutkan di awal. Perkembangan secara umum akan tepat terjadi dikala belum dewasa remaja memasuki usia 20 tahunan (dewasa).

Perkembangan pesat penggalan korteks pre-frontal ini sanggup dimanfaatkan oleh guru untuk mengajarkan mereka bagaimana mengorganisasi suatu hal (mengatur sesuatu), menciptakan daftar prioritas, melatihkan bagaimana berkomunikasi secara efektif, menginterpretasikan suatu informasi, mengecek kesahihan suatu isu (fakta atau opini, misalnya), menciptakan planning jangka panjang untuk mencapai suatu tujuan, memperhitungkan resiko dan akhir suatu tindakan, memecahkan persoalan secara kreatif, dan melaksanakan inovasi.

Tentu saja, yang sanggup dilakukan siswa kita tidak sepenuhnya akan tepat sebagaimana yang kita harapkan sebab harus dimaklumi bahwa pada masa remaja menuju ke kedewasaan, mereka belum berkembang secara tepat otaknya (utamanya penggalan korteks prefrontal tadi). Tetapi latihan dan bermacam-macam acara untuk memicu perkembangan ini harus dilakukan oleh guru sambil mengajarkan konten (materi pelajarannya) di kelas. Ini yakni salah satu fungsi guru yang amat penting, yaitu sebagai pendidik.

Hal-hal yang sanggup dilakukan guru untuk melakukannya yakni menyerupai kegiatan berikut: melatihkan bagaimana menstabilkan emosi yang seringkali muncul secara impulsif, mengajarkan bagaimana menciptakan perencanaan suatu hal (bisa dikaitkan dengan bahan ajar), memperlihatkan respon terhadap suatu hal dengan bijak dan tepat, berguru dari kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan terhadap aturan-aturan sekolah atau aturan-aturan kelas, berguru duduk dengan hening dan tidak menciptakan keributan di kelas, berpikir dengan mendalam sebelum mengambil suatu keputusan atau melaksanakan suatu tindakan, dsb.

Mendidik siswa dengan cara-cara demikian (antara lain) akan sanggup membantu mereka bermetamorfosis langsung yang memiliki daya pikir optimal dan stabilitas emosi yang positif. Mari lakukan hal-hal tersebut sehingga kiprah guru sebagai pendidik benar-benar berjalan untuk membangun insan yang cerdas, kreatif, dan memiliki sosok langsung yang baik dan menyenangkan.

Guru Baru
Mengajar Membaca
Anak dengan ADHD
Membuat Materi Ajar Menarik
Sumber http://novehasanah.blogspot.com/

Posting Komentar untuk "Mengajar Siswa Keteraturan Dan Administrasi Diri"