Apakah Yang Dimaksud Dengan Anak Berkebutuhan Khusus?
Apakah yang Dimaksud dengan Anak Berkebutuhan Khusus?
Semua guru tentu sudah tahu bahwa semua anak yaitu spesial. Mereka unik dan tidak sama, sehingga membutuhkan perhatian dan memberi bantuanan secara khusus ketika belajar. Tetapi ketika ini sering mengemuka istilah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Apakah anak berkebutuhan khusus (ABK) itu? Nah, goresan pena kali ini akan mencoba me review sehubungan anak berkebutuhan khusus ini.
Semua anak berkebutuhan khusus tidak serupa dengan anak lainnya. Anak berkebutuhan khusus yaitu bawah umur yang membutuhan perhatian dan memberi bantuanan berguru yang lebih (ekstra) dibanding bawah umur lainnya. Anak-anak membutuhkan memberi bantuanan ekstra alasannya yaitu umumnya mereka membutuhkan pengobatan khusus, terapi, atau dilema dalam belajar, atau juga sanggup membutuhkan memberi bantuanan komplemen ketika berada di luar sekolah. proteksi dan dukungan ekstra ini mereka perlukan bukan cuma bersifat sekali atau dua kali saja. Tetapi sanggup diharapkan oleh mereka selama masa bersekolah atau berguru di suatu kelas.
pola dan cara paling praktis kita lihat untuk bawah umur berkebutuhan khusus ini contohnya anak yang setiap hari harus duduk di dingklik roda atau selalu memakai tongkat penyangga untuk berjalan. Anak-anak ini yaitu anak yang yaitu salah satu pola anak berkebutuhan khusus. Mereka dalam keseharian di sekolah tidak Istimewa untuk membutuhkan dingklik roda, tetapi tentu juga membutuhkan memberi bantuanan lain ibarat bagaimana mereka akan ke toilet, bagaimana mereka ikut berpartisipasi dalam belajar, bagaimana mereka pulang-pergi dari sekolah ke rumah, dan sebagainya.
Di sekolah mungkin kita juga mendapati anak yang sakit epilepsi atau jantung koroner, mereka juga mungkin yaitu anak yang berkebutuhan khusus. Saat ini di Indonesia, sekolah-sekolah reguler juga diminta untuk tidak menolak bawah umur berkebutuhan khusus yang ingin ikut berguru di sana. Sekolah-sekolah reguler yang menampung bawah umur berkebutuhan khusus ini disebut sebagai sekolah inklusi. Dan ketika ini telah dan sudah banyak diterapkan diberbagai pelosok daerah.
Anak yang mempunyai dilema dalam berguru dan bersifat permanen ibarat penderita down sindrom yaitu pola lain anak berkebutuhan khusus. Bagi bawah umur yang menderita down sindrom (kelainan genetik yang dibawa semenjak lahir) ini tidak sanggup disembuhkan. Mereka Istimewa untuk sanggup dimemberi proteksi untuk sanggup berdikari sehingga selama kehidupan mereka sanggup mengerjakan hal-hal penting untuk diri mereka sendiri. Mereka harus diajari bagaimana berpakaian, membersihkan badan (mandi dan gosok gigi), mengatur kegiatan dan hal-hal sederhana lainnya sehingga tidak menjadi beban berat bagi keluarga (orang bau tanah dan saudara-saudaranya). pola dan cara lain anak berkebutuhan khusus contohnya bawah umur yang mempunyai cacat fisik ibarat buta, tuli, bisu, dan sebagainya.
Pada dasarnya bawah umur berkebutuhan khusus sanggup digolongkan menjadi beberapa jenis menurut kebutuhan khusus yang ada pada mereka, yaitu:
Siswa berkebutuhan khusus alasannya yaitu mereka menderika penyakit yang sangat spesifik dan memerlukan memberi bantuanan ekstra karenanya, ibarat anak penderita jantung, penderita gagal ginjal, dsb.
Siswa berkebutuhan khusus alasannya yaitu mempunyai kelainan sikap sehingga mereka sulit menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan sekolah secara umum. Anak-anak jenis ini mungkin mengalami kelainan ibarat ADHD, Fetal Alcohol Spectrum Disorder, disfungsi integrasi alat indera, Sindrom Tourette, dan sebagainya.
Anak atau siswa dengan autisme, Down syndrome and idiot (lemah secara intelektual) sehingga mereka biasanya akan terkucilkan dari pergaulan di kelas dan di lingkungannya.
Siswa yang mengalami dilema mental, yang basanya diakibatkan adanya perceraian orang tua, kekerasan dalam rumah tangga, yang umumnya mengatakan sikap tidak masuk akal dan kenakalan hiperbola di sekolah.
Anak-anak berkebutuhan khusus sebenarnya mempunyai hak untuk menerima perhatian dan memberi bantuanan ekstra dari sekolah. Jika mungkin tentu sangat manis bagi sekolah untuk membuat mereka menjadi bawah umur yang lebih mandiri, sehat secara fisik dan mental. Lalu apa yang harus dilakukan oleh sekolah yang mendapatkan bawah umur berkebutuhan khusus ini? Pihak sekolah terutama harus menyediakan iklim yang nyaman untuk mereka. Setiap guru dan seluruh staf harus menyajikan memberi bantuanan ekstra yang mereka butuhkan. Anak-anak lain juga sanggup diajak memmemberi proteksi dengan menyebabkan bawah umur berkebutuhan khusus sebagai sahabat mereka. Selain itu tentunya beberapa bab gedung sekolah dan akomodasi berguru juga harus menyesuaikan contohnya untuk anak pengguna dingklik roda, perlu dipikirkan bagaimana menyajikan kemudahan untuk mereka bergerak dari satu bab ruangan ke ruangan lain. disertakan bersama menyajikan jalan yang tidak melulu berupa tangga, tetapi naikan berbentuk bidang miring, dan sebagainya.
Demikian sedikit klarifikasi mengenai anak berkebutuhan khusus. Semoga bermanfaat. Sumber http://novehasanah.blogspot.com/
Semua guru tentu sudah tahu bahwa semua anak yaitu spesial. Mereka unik dan tidak sama, sehingga membutuhkan perhatian dan memberi bantuanan secara khusus ketika belajar. Tetapi ketika ini sering mengemuka istilah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Apakah anak berkebutuhan khusus (ABK) itu? Nah, goresan pena kali ini akan mencoba me review sehubungan anak berkebutuhan khusus ini.
anak yang harus memakai dingklik roda yaitu anak berkebutuhan khusus |
Semua anak berkebutuhan khusus tidak serupa dengan anak lainnya. Anak berkebutuhan khusus yaitu bawah umur yang membutuhan perhatian dan memberi bantuanan berguru yang lebih (ekstra) dibanding bawah umur lainnya. Anak-anak membutuhkan memberi bantuanan ekstra alasannya yaitu umumnya mereka membutuhkan pengobatan khusus, terapi, atau dilema dalam belajar, atau juga sanggup membutuhkan memberi bantuanan komplemen ketika berada di luar sekolah. proteksi dan dukungan ekstra ini mereka perlukan bukan cuma bersifat sekali atau dua kali saja. Tetapi sanggup diharapkan oleh mereka selama masa bersekolah atau berguru di suatu kelas.
pola dan cara paling praktis kita lihat untuk bawah umur berkebutuhan khusus ini contohnya anak yang setiap hari harus duduk di dingklik roda atau selalu memakai tongkat penyangga untuk berjalan. Anak-anak ini yaitu anak yang yaitu salah satu pola anak berkebutuhan khusus. Mereka dalam keseharian di sekolah tidak Istimewa untuk membutuhkan dingklik roda, tetapi tentu juga membutuhkan memberi bantuanan lain ibarat bagaimana mereka akan ke toilet, bagaimana mereka ikut berpartisipasi dalam belajar, bagaimana mereka pulang-pergi dari sekolah ke rumah, dan sebagainya.
Di sekolah mungkin kita juga mendapati anak yang sakit epilepsi atau jantung koroner, mereka juga mungkin yaitu anak yang berkebutuhan khusus. Saat ini di Indonesia, sekolah-sekolah reguler juga diminta untuk tidak menolak bawah umur berkebutuhan khusus yang ingin ikut berguru di sana. Sekolah-sekolah reguler yang menampung bawah umur berkebutuhan khusus ini disebut sebagai sekolah inklusi. Dan ketika ini telah dan sudah banyak diterapkan diberbagai pelosok daerah.
Anak yang mempunyai dilema dalam berguru dan bersifat permanen ibarat penderita down sindrom yaitu pola lain anak berkebutuhan khusus. Bagi bawah umur yang menderita down sindrom (kelainan genetik yang dibawa semenjak lahir) ini tidak sanggup disembuhkan. Mereka Istimewa untuk sanggup dimemberi proteksi untuk sanggup berdikari sehingga selama kehidupan mereka sanggup mengerjakan hal-hal penting untuk diri mereka sendiri. Mereka harus diajari bagaimana berpakaian, membersihkan badan (mandi dan gosok gigi), mengatur kegiatan dan hal-hal sederhana lainnya sehingga tidak menjadi beban berat bagi keluarga (orang bau tanah dan saudara-saudaranya). pola dan cara lain anak berkebutuhan khusus contohnya bawah umur yang mempunyai cacat fisik ibarat buta, tuli, bisu, dan sebagainya.
Pada dasarnya bawah umur berkebutuhan khusus sanggup digolongkan menjadi beberapa jenis menurut kebutuhan khusus yang ada pada mereka, yaitu:
Siswa berkebutuhan khusus alasannya yaitu mereka menderika penyakit yang sangat spesifik dan memerlukan memberi bantuanan ekstra karenanya, ibarat anak penderita jantung, penderita gagal ginjal, dsb.
Siswa berkebutuhan khusus alasannya yaitu mempunyai kelainan sikap sehingga mereka sulit menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan sekolah secara umum. Anak-anak jenis ini mungkin mengalami kelainan ibarat ADHD, Fetal Alcohol Spectrum Disorder, disfungsi integrasi alat indera, Sindrom Tourette, dan sebagainya.
Anak atau siswa dengan autisme, Down syndrome and idiot (lemah secara intelektual) sehingga mereka biasanya akan terkucilkan dari pergaulan di kelas dan di lingkungannya.
Siswa yang mengalami dilema mental, yang basanya diakibatkan adanya perceraian orang tua, kekerasan dalam rumah tangga, yang umumnya mengatakan sikap tidak masuk akal dan kenakalan hiperbola di sekolah.
Anak-anak berkebutuhan khusus sebenarnya mempunyai hak untuk menerima perhatian dan memberi bantuanan ekstra dari sekolah. Jika mungkin tentu sangat manis bagi sekolah untuk membuat mereka menjadi bawah umur yang lebih mandiri, sehat secara fisik dan mental. Lalu apa yang harus dilakukan oleh sekolah yang mendapatkan bawah umur berkebutuhan khusus ini? Pihak sekolah terutama harus menyediakan iklim yang nyaman untuk mereka. Setiap guru dan seluruh staf harus menyajikan memberi bantuanan ekstra yang mereka butuhkan. Anak-anak lain juga sanggup diajak memmemberi proteksi dengan menyebabkan bawah umur berkebutuhan khusus sebagai sahabat mereka. Selain itu tentunya beberapa bab gedung sekolah dan akomodasi berguru juga harus menyesuaikan contohnya untuk anak pengguna dingklik roda, perlu dipikirkan bagaimana menyajikan kemudahan untuk mereka bergerak dari satu bab ruangan ke ruangan lain. disertakan bersama menyajikan jalan yang tidak melulu berupa tangga, tetapi naikan berbentuk bidang miring, dan sebagainya.
Demikian sedikit klarifikasi mengenai anak berkebutuhan khusus. Semoga bermanfaat. Sumber http://novehasanah.blogspot.com/
Posting Komentar untuk "Apakah Yang Dimaksud Dengan Anak Berkebutuhan Khusus?"