Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Unsur-Unsur Novel: Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Novel

Unsur-unsur Novel- Novel ialah sebuah totalitas, yang ialah suatu kemenyeluruhan yang artistic. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai bagian-bagian, unsur-unsur yang saling terkait dengan satu dengan yang lainnya. Unsur demikian pembangunan sebuah novel yang secara garis besar sanggup dibagi menjadi dua yakni unsur extrinsic dan intrinsik. 
Unsur extrinsik ialah unsur yang terdapat di luar karya sastra, namun secara tidak pribadi sanggup menghipnotis bangunan atau sistem dari organisme karya sastra tersebut, akan tetpai tidak ikut menjadi kepingan di dalamnya.

Unsur ekstrinsik terdiri atas keadaan subyektivitas individu atau pengarang yang mempunyai sikap, keyakinan dan pandangan hidup, biografi, keadaan lingkungan pengarang contohnya ekonomi, sosial dan politik serta tiruananya yang sanggup menghipnotis karya yang ditulisnya. 

Unsur intrinsik yaitu unsur membangun sebuah karya sastra itu sendiri. Unsur tersebut yang sanggup menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya yang secara faktual akan didapati kalau terdapat seseorang pembaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel ialah unsur yang secara pribadi  ikut serta dalam membangun cerita. Unsur tersebut yaitu tema, plot, penokohan, latar dan sudut pandang. 

a. Tema 
Tema ialah gagasan dasar yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Tema dalam sebuah kisah sanggup bersifat mengikat lantaran terma tersebut spesialuntuk akan memilih hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik dan situasi tertentu. Tema tersebut menjadi dasar dalam pengembangan seluruh kisah maka tema pun sanggup bersifat menjiwai seluruh kepingan dari cerita. 

Tema sanggup dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum dari sebuah novel. Gagasan yang sudah ditentukan oleh pengarang yang dipakai dalam berbagi sebuah cerita. melaluiataubersamaini kata lain kisah sanggup mengikut gagasan dasar umum yang diputuskan sebelumnya sehingga dari banyak sekali peristiwa, konflik dan pemilihan banyak sekali unsur intrinsik yang lain contohnya penokohan, perplotan, pelataran, dan penyudur pandangan diusahakan mencerminkan gagasan dasar umum tersebut. 

b. Plot 
Plot atau alur ialah urutan dari insiden yang sambung-menyambung di dalam sebuah kisah yang didasarkan pada sebab- akibat. melaluiataubersamaini insiden yang sambung menyambung tersebut terjadilah sebuah kisah yang diantaranya awal dan simpulan kisah terdapat sebuah alur.

Makara alur sanggup menunjukkan bagaimana kisah demikiandapat berjalan. Kita sanggup misalkan kisah dimulai dari insiden A dan diakhiri dengan Z, maka A, B, C, D, dan Z ialah dari alur cerita. Berdasarkan dari waktunya plot dibagi menjadi dua yakni
  • Plot lurus atau progresif, plot sanggup dikatakan progresif kalau suatu peristiwa-peristiwa yang dikisahkan sanggup diberisfat kronologis, insiden yang pertama diikuti dengan peristiwa-peristiwa kemudian. 
  • Plot flash-back. Urutan dari insiden tersebut dikisahkan dalam sebuah karya fiksi yang berplot regresif tidak bersifat krnologis, kisah tidak dimulai dari tahap awal melainkan mungkin dari tahap tengah atau tahap akhir. 
c. Penokohan 
Pembicaraan sebuah fiksi, sering dipergunakan dalam istilah-istilah contohnya tokoh dan penokohan, tabiat dan perwatakan, atau huruf dengan karakteristik yang secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Istilah tersebut sesungguhnya tidak dimasukankan pada pengertian yang persis sama spesialuntuk saja bersinonim. 

Istilah tokoh tersebut merujuk pada orangnya, pelaku cerita, menyerupai jawabanan dari pertanyaan: "siapakah tokoh utama novel sepatu dahlan? atau ada berapa jumlah pelaku dalam novel sepatu dahlan? dan sebagainya.

Tokoh kisah berdasarkan abrams yaitu orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan sebagai kualitas moral dan kecenderungan tertentu contohnya yang diekspresikan dalam sebuah ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan dengan perwatakan menunjuk pad apenempatan tokoh-tokoh tertenu dengan perwatakan dalam sebuah cerita. Penokohan yaitu pelukisan citra yang terperinci seseorang yang ditampilkan ke dalam sebuah cerita.

melaluiataubersamaini demikian, istilah penokohan tersebut menjadi lebih luas pengertiannya dari padatokoh dan perwatakan lantaran ia sekaligus mencakup beberapa aspek problem siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah kisah sehingga sanggup mempersembahkan citra yang terperinci kepada pembaca. Penokohan sekaligus memnyarankan pada metode perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.

Membaca sebuah novel, yang pada hakikatnya seseorang berhadapan dengan sebuah dunia, dunia yang dilengkapi dengan tokoh penghuni yang disertai dengan permasalahannya. Akan tetapi, hal tersebut tidak akan lengkap kalau dalam sebuah kisah tidak terdapat ruang lingkup, waktu dan kawasan sebagai sebuah kawasan pengalaman kehidupannya. melaluiataubersamaini demikian dalam sebuah kisah selain memerlukan sebuah tokoh dan plot juga membutuhkan latar.

d. Latar 
Latar atau setting ialah tempat, kekerabatan waktu, dan linkungan sosial kawasan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Saat membaca sebuah novel, niscaya ditemukan sebuah lokasi tertentu contohnya nama kota, desa, jalan, hotel, dan lain-lain kawasan terjadinya sebuah peristiwa. Di samping itu, pembaca juga akan diperhadapkan pada kekerabatan waktu contohnya tahun, tanggal, pagi, siang, pukul, ketika bulan purnama, atau insiden yang merujuk pada waktu tertentu.

Unsur dari latar sanggup dibedakan ke dalam tiga unsur pokok yakni tempat, waktu, dan sosial. Ketiga dari unsur itu walaupun dari masing-masingnya mengatakan sebuah permasalahan yang tidak sama dan sanggup dibicarakan secara satu dengan yang lainnya.
  • Latat tempat. Latar kawasan ialah sebuah lokasi dari terjadinya insiden yang diveritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur kawasan dipakai sebagai kawasan dengan nama tertentu, inisial tertentu tersebut tanpa nama yang jelas. Latar dalam sebuah novel  umumnya terdiri dari banyak sekali lokasi, ia sanggup berpindah-pindah dari satu kawasan ke kawasan yang lain sejalan dengan perkembangan plot dan tokoh.
  • Latar waktu. Latar waktu ialah perhubungan dengan problem kapan dari terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Waktu dalam karya naratif sanggup bermakna ganda yakni merujuk pada waktu penceritaan, waktu penulisan kisah dan di pihak.
  • Latar sosial ialah hal yang berkaitan dengan sikap kehidupan sosial masyarakat di suatu kawasan yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup beberapa aspek banyak sekali problem dalam lingkup yang begitu kompleks. Ia sanggup berupa kebiasaan hidup, budbahasa istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Tidak spesialuntuk itu, latar sosial juga bekerjasama dengan status sosial dan tokoh yang bersangkutan. 
e. Sudut Pandang
Sudut pandang atau point of view ialah suatu cara atau pandangan yang dipergunakan oleh pengarang sebagai masukana dalam menyajikan tokoh, tindakan, latar dan banyak sekali insiden yang mempunyai bentuk kisah dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Sudut pandang tersebut dibagi ke dalam 3 yakni. 
  • Pengarang memakai sudut pandang tokoh dan kemudian kata diganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dengan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata-katanya sendiri. 
  • Pengarang memakai sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari laur dari pada yang terlihat dalam sebuah kisah pengarang yang biasanya memakai kata ganti dari orang ketiga. Pencerita dalam sudut pandang orang ketiga terdiri di luar kisah sehingga pencerita tidak sanggup memihak kepada salah satu tokoh dan insiden yang diceritakan. Sehingga sanggup dikatakan memakai kata ganti nama ia, dia, dan mereka, pengarang sanggup menceritakan suatu insiden jauh ke masa lampau dan masa sekarang. 
  • Pengarang memakai sudut pandang impersonal, yang sama sekali terdiri dari suatu kisah yang ia serba melihat, serba mendengar, serba tahu. Ia sanggup melihat sampai ke dalam pikiran toko dan sanggup mengisahkan batin yang dalam diri tokoh. 

Baca Juga:

Pengertian, Ciri-Ciri, & Fungsi Sastra
Pengertian Cerpen dan Ciri-Ciri Cerpen
Pengertian, Unsur & misal Surat Lamaran Kerja

Demikianlah info terkena Unsur-Unsur Novel. Semoga info ini sanggup memmenolong kawan-kawan dalam mengkaji sebuah novel atau membuat sebuah novel baik unsur intrinsik atau unsur ekstrinsik dalam sebuah novel. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman. 

Referensi Unsur-Unsur Novel: 

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010),
Suroto, Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra INDONESIA untuk SMTA (Jakarta: Erlangga, 1989), 

Posting Komentar untuk "Unsur-Unsur Novel: Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Novel"