Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Diksi Dan Misalnya Lengkap

Pengertian Diksi dan Contohnya Lengkap - Tidak semua orang sanggup mengungkapkan perasaan atau gagasan dengan bahasa yang sempurna atau baik. Hal ini sangat dipengaruhi oleh penguasaan pembendaharaan kata seseorang. Semakin banyak kosa kata yang dimiliki seseorang maka pemilihan kata dalam bahasa akan semakin baik guna menyesuaikan bahasa yang akan dipakai dalam kehidupan. 

Ada begitu banyak kata dalam bahasa indonesia, beberapa kata mempunyai makna yang sama ibarat aku, sama, gue, dan lain sebagainya. Kata-kata tersebut mempunyai makna yang sama namun kesan yang dimiliki sangat berbeda-beda. Tentu pemilihan kata ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi dimana dia berbicara atau sedang berbicara kepada siapa. Pemilihian kata ini dikenal dengan istilah diksi. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diksi yaitu pemilihan kat yang sempurna dan selaras dalam penggunaanya sehingga sanggup memperlihatkan kesan / makna / imbas sesuai dengan harapan. Adapun fungsi diksi ialah:

• Praktis dipahami. Pemilihan diksi yang sempurna dan selaras akan memudahkan pembaca atau pendengar lebih gampang dalam memahami arti kata atau makna kalimat atau gagasan yang hendak ingin disampaikan.  Pemilihan diksi dilakukan dengan memperhatikan situasi yang sedang berlangsung. 

Misal dalam menulis buku kisah yang mempunyai tujuan belum dewasa berilmu balig cukup akal sebagai target pembaca, maka gunakanlah kata-kata sederhana yang gampang dipahami dengan demikian pesan moral yang ingin disampaikan akan hingga pada hati pembaca. begitupula contohnya dikala rapat yang mana suasana yaitu formal maka gunakan kata-kata yang baku, sesuai hukum EYD. Dengan demikian, hal-hal yang tidak diinginkan sanggup dihilangkan.

• Mendapatkan tujuan. Dengan menggunakan diksi yang tepat, maka peluang untuk mendapat tujuan lebih besar. Hal ini alasannya yaitu komunikasi yang berlangsung sangat efektif selain itu pemilihan kata yang sesuai dengan suasana resmi ataupun tidak resmi akan membuat ekspresi tertentu yang sanggup menyenangkan pendengar atau pembaca.

Kata yang dipakai memperlihatkan makna yang ingin diutarakan. Namun demikian, seringkali kata yang dipakai mempunyai arti yang berbeda dengan makna itu sendiri. oleh alasannya yaitu itu, sebelum tetapkan untuk menggunakan diksi yang akan digunakan, maka harus pembicara atau penulis harus memahami makna dan kekerabatan kata. Menurut Chaer, makna kata sanggup dibedakan menjadi:

a. Makna denotasi dan Makna konotasi

Merupakan denotasi merupakan makna yang sesungguhnya yang sesuai dengan pengertian kamus besar bahasa Indonesia. Contoh: kata “miskin”, dalam pengertian denotasi artinya ialah keadaan seseorang yang kurang dalam hal finalsial. Sementara itu makna konotasi yaitu makna lain atau makna yang bukan sebetulnya yang mungkin hanya sanggup dimengerti oleh beberapa orang saja yang bersangkutan. 

Contoh: kata “alarm” dalam kalimat, “ kau selalu tiba sempurna waktu,  alarm jam kau bagus”.  Kata alarm dalam kalimat tersebut merupakan kata konotasi untuk memperlihatkan makna kata “disiplin”.  Kata konotasi yang bertujuan untuk memuji disebut knotasi positif sedangkan konotasi yang mengejek atau menyindir disebut konotasi negatif. 

b. Makna leksikal dan makna gramatikal

Yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi atau yang memang faktual dalam kehidupan. Contoh: basil Salmonella sp. Menyebabkan penyakit tipus. Sedangkan makna gramatikal yaitu makna kata yang menyatakan makna jamak, memperlihatkan suatu jumlah. Contoh: ada buku-buku gres di perpustakaan. Artinya ialah banyak buku gres yang tiba di perpustakaan.

c. Makna referensial dan nonreferensial

Yang dimaksud dengan makna referensial yaitu kata yang mengacu atau memperlihatkan kepada sesuatu. Contoh: buku biologi ada di Rak no. 7. Kata “rak no.&” merupakan frase yang memperlihatkan makna referensial. Sedangkan makna nonreferensial yaitu kebaikan dari kata referensial. contoh: gres saja saya membaca buku itu, tetapi saya lupa meletakkannya. Kata “tetapi” merupakan kata yang memperlihatkan makna nonreferensial. 

d. Makna konseptual dan makna asosiatif

Makna konseptual merupakan makna suatu kata yang memperlihatkan deskripsi kata tersebut. Contoh: pangeran pergi menunggang unta. Kata “unta” memilki makna konseptual yaitu hewan gurun berkaki empat yang sanggup dijadikan sebagai alat transportasi. Sedangkan makna asosiasi merupakan makna kata yang memperlihatkan korelasi yang terkait dengan kata tersebut. Contoh: kata merah mempunyai korelasi berani sedangkan kata merpati dihubungkan (asosiasi) dengan kesetiaan.

e. Makna kata dan makna istilah 

Makna kata akan terlihat terperinci ketika kata tersebut dipakai dalam sebuah kalimat. contoh: kata “dingin” sanggup berarti mengenai suhu atau cuaca, atau memperlihatkan perilaku seseorang. Sementara itu makna istilah merupakan makna yang bersifat niscaya atau mutlak. Hal ini alasannya yaitu makna istilah hanya dipakai dalam bidang-bidang tertentu. Contoh: kata hirau taacuh di atas bila dipakai dalam bidang ilmu pengetahan alam maka memiiki makna niscaya memperlihatkan suatu suhu.
Advertisement

f. Makna kias dan lugas

Makna kias ialah kata atau frase yang biasa dipakai untuk menyampaikan makna secara tidak langsung. Biasa dipakai dalam majas atau peribahasa. Contoh: jangan hingga terjerat lintah darat. Frase lintah darat memperlihatkan makna kias yang berarti yaitu rentenir. Sedangkan makna lugas yaitu kebalikan dari makna kias. Artinya dalam makna lugas terang-terangan menyebutkan makna yang sesungguhnya. Contoh: tampaknya hampir semua pejabat negara yaitu koruptor. 

Dalam menentukan diksi harus mempertimbangkan kesesuaian dan ketepatan kata. Perhatikan syarat-syarat berikut untuk menentukan kesesuaian diksi:

1. Hindari pengggunaan bahasa substandar dalam situasi formal.
Bahasa standar ialah merupakan tutur bahasa yang biasa dipakai oleh  mereka kalangan menengah ke atas,  atau yang mengenyam pendidikan tinggi. Sementara itu, bahasa nonstrandar kebalikannya, biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari orang umum.

2. Menggunakan kata ilmiah dalam kondisi tertentu saja, selebihnya gunakan kata popular. Kata ilmiah merupakan kata yang biasa dipakai dalam goresan pena ilmiah atau kata yang jarang dipakai oleh orang-orang awam, hanya kalangan tertentu saja yang menggunakan. Contoh, dalam jurnal ilmiah menggunakan kata ilmiah. Sedangkan ketika berbca maka gunakanlah kata popular, halini alasannya yaitu semoga makna yang disampaikan dalam jurnal sanggup dimengerti oleh semua pendengar.

3. Hindari jargon yang sanggup dibaca oleh publik. Jargon merupakan kalimat atau frase dalam bahasa tertentu yang hanya dimengerti oleh beberapa orang. Oleh jadinya dalam menentukan kata hindari jargon alasannya yaitu orang lain belum tentu memahaminya.

4. Hindari pemakaian kata – kata slang. Kata slang merupakan kata non standar yang dipakai dalam percakapan dengan sobat sebaya. Pengunaan kata slang dikala formal tentu tidaklah baik.

5. Hindari ungkapan-ungkapan yang telah usang

6. Hindari bahasa atau kata artifisial yaitu rangkaian kata yang disusun secara kreatif untuk menjadikan rasa seni. Contoh: harum bunga mawar terberai terbawa angn hingga ke penciumanku. 

7. Hindari penggunaan kata – kata atau kalimat percakapan dalam penulisan.  Hal ini alasannya yaitu kata- kata dalam percakapan merupakan kata nonformal, sehingga tidak baik ketika dipakai dikala menulis hal-hal yang bernuansa ilmiah.

Berikut merupakan macam korelasi makna yang terbentuk antar kata:

1. Sinonim. Merupakan kata – kata yang mempunyai kesamaan makna. Contoh: Pintar dengan pandai, kurus dengan langsing. Meski mempunyai kesamaan makna, kata-kata dalam sinonim mempunyai kesan masing-masing ibarat halu atau kasarnya.

2. Antonim. Sekelompok kata yang mempunyai makan yang berlawanan dengan kata lain. Contoh: tinggi dengan pendek, pesek dengan mancung, dan ainnya.

3. Polisemi merupakan kata yang memperlihatkan satuan bahasa yang sanggup mempunyai banyak makna. Contoh: anak asuh, anak tangga, anak durhaka, anak sholeh. Dan lain-lain.

4. Hiponim merupakan makna kata yang tercakup dalam kata lain. Contoh: melati merupakan hiponim dari bunga.

5. Hipernim merupakan kata yang meliputi kata lain. Kebalikan dari hiponim. Contoh: bunga merupakan hipernim dari melati, mawar, kenanga dan lain-lain.

6. Homonim merupakan sekelompok kata yang mempunyai kesamaan ejaan dan suara tapi mempunyai arti yang berbeda. Contoh: (1)Hak didik anak jatuh kepda ibunya;  dengan (2) perempuan itu menggunakan sepatu berhak tinggi. Pada kalimat pertama hak berarti kepemilikian sedangkan pada kalimatkedua artinya cuilan sepatu. Atau (1) ular ini mengeluarkan bisa yang sangat berbahaya; dengan (2) kau niscaya bisa menghadapinya. Bisa pada kalimat pertama artinya racun sedangkan bisa pada kalimat kedua artinya kemampuan.

7. Homofon merupakan sekelompok kata yang memilikikesamaan suara namun ejaan dan arti berbeda. Contoh: (1) bulan ini saya mendapat bunga bank sebesar 3% ; dengan (2) bang, pesen somay satu piring.

8. Homograf yaitu kata yang mempunyai goresan pena sama namun suara dan arti berbeda. Contoh: (1) Saya sudah hingga di Serang, bu; (2) andi diserang kawanan begal. 

Posting Komentar untuk "Pengertian Diksi Dan Misalnya Lengkap"