Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Guru Mengecek Pemahaman Konsep?

Bagaimana Guru Bisa Mengetahui Bila Siswa Telah Memahami Suatu Konsep?

“Gambar apa itu?” tanya aku kepada seorang anak kecil berumur 3 tahun sambil menunjuk ke gambar seekor kelinci.
“Meong” jawab anak kecil itu.

Tawa aku berderai, sebab memang balasan anak itu salah dan masuk akal saja bila memang salah. Hal ini mungkin dikarenakan ia belum pernah melihat kelinci atau gambar kelinci. Baginya mungkin hanya dekat dengan kucing atau gambar kucing (yang merupakan binatang peliharaan yang umum terdapat di rumah-rumah atau lingkungan kami).


Percakapan tersebut mengisyaratkan bahwa anak kecil berumur 3 tahun itu tidak bisa membedakan kucing dari kelinci dikarenakan penguasaan konsep wacana kelinci tidak ia miliki. Ia hanya menguasai konsep “kucing”, itupun tidak tepat sebab saat ia ditunjukkan gambar seekor kelinci yang mempunyai kaki empat dan berbulu seukuran kucing, ia menyebutnya “meong” atau kucing.
Para pembaca yang budiman, pada goresan pena kali ini aku tidak akan membahas wacana perkembangan anak, tetapi lebih kepada bagaimana ciri-ciri seorang anak telah menguasai suatu konsep. Itupun dibatasi dalam istilah konsep untuk pembelajaran di sekolah. Jadi, aku akan menguraikan bagaimana seorang guru bisa tahu apabila siswa-siswanya telah betul-betul menguasai sebuah konsep pada pembelajaran yang diikutinya di kelas.

 Bagaimana Guru Bisa Mengetahui Bila Siswa Telah Memahami Suatu Konsep Bagaimana Guru Mengecek Pemahaman Konsep?
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan konsep? Menurut Paul D. Eggen dan Donald P. Kauchack dalam buku Strategies for Teachers, konsep ialah kategori-kategori, kumpulan-kumpulan, atau kelompok-kelompok benda atau insiden yang mempunyai karakteristik tertentu. Dalam pembelajaran di sekolah untuk mata pelajaran IPA kita akan mengenal konsep: daun, tumbuhan monokotil, magnet, dsb. Pada pembelajaran IPS mungkin kita akan disuguhi konsep: demokrasi, republik, undang-undang, dsb. Pada pembelajaran bahasa kita mengenal konsep: kata sifat, paragraf, pantun, narasi, dsb. Sekali lagi, pada pada dasarnya di dalam suatu konsep, kita sanggup menemukan karakteristik-karakteristik tertentu sehingga kita sanggup membedakannya dari konsep lainnya. Misalnya menyerupai referensi di atas, konsep “kucing” mempunyai karakteristik: hewan, berkaki 4, berbulu, mempunyai pendengaran (yang berbeda bentuknya dengan kelinci), mempunyai kumis, suka makan tikus atau ikan, dsb. Dengan mengetahui “konsep kucing”, maka kita sanggup memilih apakah suatu binatang atau gambar binatang tertentu ialah kucing atau bukan.
Konsep-konsep selalu diajarkan di kelas setiap hari. Guru mungkin mengajarkan belasan konsep sekaligus dalam suatu sekuen pembelajaran. Tetapi, bagaimanakah guru bisa tahu bila siswanya telah benar-benar menguasai konsep-konsep tersebut?

Untuk mengecek penguasaan konsep oleh siswa, guru harus memastikan bahwa siswa:

Mampu menjelaskan karakteristik konsep tersebut

Untuk memperjelas ini, kita ambil saja sebuah referensi umum, contohnya konsep bunga dalam pembelajaran IPA di SD. Siswa yang memahami konsep bunga akan tahu karakteristik-karakteristik bunga. Beberapa karakteristik bunga misalnya: mempunyai bagian-bagian menyerupai kelopak bunga, mahkota bunga yang biasanya berwarna-warni, bila mengalami perkembangan selanjutnya maka akan membentuk buah, dsb.

Mampu menjelaskan konsep lain yang menyerupai atau berhubungan

Ketika berhadapan dengan konsep lain menyerupai daun atau buah, maka siswa bisa pula menjelaskan bahwa daun dan buah itu bukanlah bunga, sebab daun atau buah itu mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bunga. Beberapa penegasan untuk memperlihatkan pemahaman lebih mendalam wacana konsep bunga, daun dan buah sanggup diberikan dengan contohnya menghadapkan kepada siswa dengan sebuah referensi yang agak rumit, contohnya buah jagung. Siswa akan diajak lebih berpikir mendalam dengan mengamati buah jagung saat pada setongkol jagung itu ia akan menemukan kulit jagung (yang sesungguhnya ialah kelopak bunga betina jagung), yang menyerupai dengan daun. Siswa juga akan berpikir mendalam saat di setongkol jagung itu terdapat biji-biji jagung (nah, apakah jagung itu bunga?), kemudian terdapat rambut di ujung tongkol yang bekerjsama ialah putik bunga jagung.

Mampu memberi referensi atau mengidentifikasi contoh-contoh dari konsep tersebut

Ketika siswa telah menguasai konsep “bunga”, maka guru sanggup meminta siswa memperlihatkan referensi bunga, contohnya dengan mengajak mereka ke halaman sekolah untuk memetik beberapa bunga, dan menjelaskan kenapa yang mereka petik itu ialah bunga (bukan daun atau buah). Begitupun saat siswa dihadapkan pada sekumpulan gambar atau bermacam-macam penggalan badan tumbuhan segar, maka ia sanggup memisahkan gambar bunga dari gambar bagian-bagian badan tumbuhan lainnya.

Mampu mendefinisikan konsep tersebut

Setelah siswa bisa menyebutkan, menjelaskan karakteristik konsep “bunga”, memperlihatkan contoh, menjelaskan konsep-konsep lain yang berafiliasi atau mirip, maka siswa selanjutnya akan bisa mendefinisikan dengan kata-katanya sendiri apa yang dimaksud dengan “bunga”, kalau memang ia telah benar-benar memahami konsep itu.

Semoga dengan membaca ulasan sederhana ini anda sanggup memahami bagaimana kita sanggup menegtahui apabila seorang siswa benar-benar telah menguasai suatu konsep. Bagaimana berdasarkan pendapat anda.
Sumber http://novehasanah.blogspot.com/

Posting Komentar untuk "Bagaimana Guru Mengecek Pemahaman Konsep?"