Cara Mengatasi Duduk Kasus Disiplin Siswa
Cara Mengatasi Masalah Disiplin Siswa
Hanya super teacher yang tidak praktis kesal dengan sikap siswa yang suka melanggar disiplin di kelas atau aturan sekolah secara umum. Saya sendiri juga suka merasa gondok... Ughhh kesal, bila menghadapi siswa melanggar disiplin yang telah ditetapkan secara bersama. Bagaimana dengan Bapak atau Ibu Guru?Disiplin dan penegakan aturan di kelas dan sekolah mungkin merupakan hal yang sulit dilakukan oleh setiap guru pemula. Guru senior? Ah...
sepenglihatan saya mereka sudah oke-oke dalam menangani ini. Pelanggaran disiplin dan aturan, terlebih-lebih bila terjadi di dalam kelas anda tentu akan sangat mengganggu apabila sudah parah. Ini tidak sanggup dibiarkan dan harus diatasi segera. Sebenarnya persoalan disiplin dan pelanggaran tidak akan terjadi apabila guru selalu “aware’ dengan kondisi kelasnya. Ia harus senantiasa memonitor kelas: apakah ada siswa yang berbicara alih-alih belajar? Apakah ada siswa yang melaksanakan suatu tindakan sehingga mengganggu siswa lain atau membuatnya teralih perhatian dari belajar? Apabila hal-hal kecil semacam ini telah termonitor oleh guru secara awal, maka kasus pelanggaran disiplin akan jarang terjadi.
Ada beberapa tips atau cara yang mungkin sanggup dipakai oleh Bapak / Ibu Guru berkaitan dengan persoalan disiplin dan pelanggaran aturan, yaitu:
Guru ialah Teladan
Sampai dikala ini guru tetap merupakan role model bagi siswa. Guru berada bersahabat dengan keseharian siswa. Guru ialah orang cukup umur yang selalu berusaha membimbing mereka sehingga masuk akal jikalau guru akan selalu menjadi teladan bagi siswa. Sebagai teladan, guru musti memperlihatkan sikap yang seharusnya sedemikian rupa sehingga sikap yang baik, tata krama, adab, sampai semangat mencar ilmu dan rasa keingintahuannya sanggup ditularkan atau dicontoh dan dipanut oleh semua siswanya. Guru yang suka melaksanakan tindakan yang bertentangan dengan disiplin sekolah cenderung juga akan selalu berhadapan dengan siswa yang suka melanggar peraturan yang dibuatnya. Hal ini terjadi lantaran rasa hormat (respect) kepada si guru juga tidak setinggi rasa hormat dengan guru lain yang berperilaku baik.Paling Praktis Peraturan Dikenalkan Pada Awal Tahun Pelajaran
Kapan waktu yang paling praktis untuk menyepakati suatu peraturan? Jawabannya ialah di awal tahun pembelajaran. Guru bersama-sama siswa di kelasnya sanggup menyepakati aturan-aturan disiplin yang harus dipatuhi oleh semua orang. Ketika semua siswa telah mengetahui aturan-aturan dengan jelas, maka mereka akan berusaha untuk mentaatinya.Setiap Peraturan Pasti Ada Manfaatnya
Aturan dibentuk secara bersama kemudian disepakati, kemudian seluruh anggota kelas berkomitmen untuk melaksanakannya sebaik-baiknya untuk kepentingan bersama. Nah, aturan-aturan yang dibentuk tentunya harus ada alasannya kenapa mesti demikian. Semua aturan itu harus ada keuntungannya secara logis dalam rangka membangun suasana kelas yang aman untuk pembelajaran. Peraturan tidak dibentuk asal-asalan. Itulah sebabnya semua harus disepakati dan diketahui alasannya mengapa aturan itu diperlukan. Misalnya mengapa siswa dihentikan makan atau minum atau ngemil dikala pembelajaran? Alasannya misalnya, makan, minum atau ngemil dikala mencar ilmu akan sanggup mengganggu konsentrasi belajar, dst.Konsistensi dan Keadilan Penerapan Peraturan
Peraturan dibentuk untuk ditegakkan. Pelanggaran disiplin harus diatasi sedemikian rupa secara konsisten dan adil bagi sesiapa saja yang melanggarnya. Ketidakadilan dan ketidakkonsistenan akan menciptakan siswa yang satu menjadi tidak puas dan merasa dianaktirikan dibanding siswa lainnya. Jadi, jikalau diharapkan suatu eksekusi (walaupun sebaiknya dihindari), putuskanlah secara adil tanpa melibatkan emosi.Baca Juga: Cara Mengatur dan Memanajemen Disiplin untuk Anak SD Kelas Tinggi
Tangani Masalah Disiplin Sebisa Mungkin Tanpa Mengganggu Hal Lain
Banyak persoalan disiplin yang gotong royong sanggup diatasi tanpa mengganggu hal lain yang seharusnya menjadi kiprah guru. Penanganan disiplin yang kurang sempurna juga sanggup menciptakan suasana kelas menjadi tidak nyaman bagi semua siswa. Contohnya saja, pelanggaran disiplin ringan menyerupai berbicara dikala pembelajaran berlangsung sanggup ditangai tanpa memperlihatkan hukuman. Karena ini hanya pelanggaran disiplin ringan, guru sanggup mengatasi dengan santai tanpa harus mengganggu pembelajaran. Jika hanya ingin membasmi kecoak di rumah anda, tentu anda tidak harus memperabukan rumah bukan? Nah, contohnya untuk pelanggaran lantaran berbicara dikala pembelajaran sanggup guru atasi dengan perlahan-lahan sambil tetap melaksanakan pembelajaran (misalnya presentasi atau membimbing praktikum), guru sanggup kemudian menyentuh bahunya dan memberi arahan dengan tatapan mata, bahwa sikap berbicaranya sudah tidak sesuai dengan aturan kelas dan sanggup mengganggu siswa lain.Hindari Konfrontasi Di Depan Siswa
Kadang-kadang siswa pada kelas yang lebih tinggi juga sanggup melaksanakan pelanggaran disiplin yang cukup berat dan mereka menciptakan dalih macam-macam yang sanggup menciptakan guru kehilangan kendali emosi. Nah, sebelum hal itu terjadi, haruslah diingat bahwa guru dihentikan terlibat konfrontasi di depan kelas dengan siswa yang melanggar peraturan tersebut. Untuk itu, guru mungkin terpaksa harus menginterupsi pembelajaran dengan meminta siswa menemuinya nanti sesudah acara pembelajaran di ruangan guru atau daerah lain yang baik, alih-alih mengajak siswa tubruk lisan di depan kelas. Sediakan waktu khusus untuk siswa tersebut di luar jam pelajaran, dan berbicaralah baik-baik kepadanya bahwa perilakunya itu sudah melanggar kesepakatan aturan kelas.Hindari Hukuman dengan Memperbaiki Perilaku Siswa
Jangan terlalu praktis menjatuhkan eksekusi kepada siswa. Hukuman seringkali berefek negatif kepada siswa, apalagi bila siswa tersebut sering melanggar aturan dan disiplin. Usahakan terlebih dahulu memperlihatkan pandangan dan penyadaran bahwa apa yang telah ia lakukan itu kurang baik atau salah dan telah melanggar aturan bersama yang telah disepakati. Ingatkan kembali siswa pelanggar disiplin itu bahwa perilakunya akan merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain (siswa lain dan guru). Bicara secara baik-baik seringkali justru lebih efektif dibanding menjatuhkan hukuman, apalagi tanpa dipikirkan terlebih dahulu eksekusi apa yang cocok untuk pelanggaran tersebut.Baca: Jangan Berikan Hukuman Fisik Pada Siswa
Kadang-Kadang Humor Dapat Digunakan
Beberapa sikap negatif yang berlawanan dengan aturan sekolah atau kelas sanggup diperbaiki dengan penyadaran. Penyadaran kepada siswa-siswa lantaran melanggar aturan ini (terutama untuk pelanggaran-pelanggaran ringan) sanggup dilakukan dengan memakai humor. “Menyentil” siswa yang melanggar disiplin seringkali kali efektif daripada memperlihatkan nasehat yang panjang lebar. Siswa kita berada pada masa belum dewasa atau pubertas yang cenderung tidak suka diberi nasehat panjang lebar. Memberikan sedikit sindiran dengan humor, tanpa menuju pribadi kepada siswa pelanggar akan menciptakan suasana kelas menjadi fresh dan maksud guru bahwa ada siswa yang melaksanakan pelanggaran kemudian menyadarkan mereka akan tercapai.Tetaplah Berprasangka Baik Kepada Semua Siswa
Siapa yang suka diberi “cap”? Cap buruk dan buruk! Siapapun itu tentu tidak akan suka, demikian juga siswa. Kaprikornus apabila siswa kita sering berperilaku buruk dengan melanggar aturan dan disiplin, maka janganlah mereka dicap sebagai “pelanggar peraturan”, “anak nakal”, “siswa malas”, “tukang ribut”, dsb. Diberi stigma buruk akan menciptakan siswa merasa menyerupai itulah mereka. Dan akhirnya, secara psikologis, mereka akan terus menerus melaksanakan pelanggaran aturan yang sama. Tetaplah berprasangka yang baik kepada semua siswa. Guru harus memiliki keinginan yang tinggi bahwa siswa-siswa akan berperilaku baik dan patuh pada aturan yang telah disepakati bersama.Komunikasi Dengan Orang Tua Siswa dan Guru BK
Apabila guru telah mulai kewalahan menangani pelanggaran yang secara kualitas sanggup dianggap berat, maka komunikasi dengan orang renta siswa sering kali sangat membantu. Juga dengan guru bimbingan konseling (BK). Siswa sanggup saja tertutup dengan kita, tetapi misalnya, dengan pendekatan yang lebih baik oleh guru BK, mereka akan mengutarakan apa “masalah” mereka sehingga mereka menciptakan onar, dsb. Bantuan orang renta untuk terus memantau anak mereka secara sinergi dengan pihak sekolah sering sanggup mencegah sikap buruk menjadi lebih parah. Kaprikornus tingkatkan kualitas dan kuantitas komunikasi dengan orang renta atau wali murid, serta guru BK untuk belum dewasa dengan kasus pelanggaran yang lebih berat.Bagaimana berdasarkan pendapat anda? Adakah Bapak/Ibu Guru memiliki cara atau tips yang lain yang sanggup dibagi dengan para guru profesional lainnya di sini? Silakan berkomentar, dan wassalam. Sumber http://novehasanah.blogspot.com/
Posting Komentar untuk "Cara Mengatasi Duduk Kasus Disiplin Siswa"