Tips Beberapa Pilihan Permainan Tradisional Anak Dikala Berpuasa
Tips Beberapa Pilihan Permainan Tradisional Anak Saat Berpuasa
Menjalankan ibadah puasa bagi belum dewasa yaitu hal yang membanggakan bagi mereka, dan tentunya juga anda sebagai orang tua. Akan tetapi, membantu mereka untuk tidak terlalu merasa berat menjalankannya diharapkan trik khusus. Salah satu trik terbaik yang bisa dipilih yaitu dengan mengajak mereka melaksanakan acara bermain. Dan, tampaknya beberapa permainan tradisional sederhana yang tidak menguras banyak energi yaitu pilihan yang cukup mendidik dan tepat. Bermain permainan tradisional selain mengenalkan budaya kita, juga membantu mereka “membunuh waktu” sehingga tak terasa waktu cepat berlalu dan rasa lapar dan haus tak terlalu mendera mereka.
Berikut ini bebera jenis permainan tradisional yang mungkin sanggup anda jadikan alternatif untuk dimainkan anak anda ketika berpuasa:
Congklak
Siapa sih yang tidak tahu permainan ini. Hampir seluruh tempat di Indonesia mengenal permainan ini. Yang diharapkan hanyalah beberapa biji congklak dan papan permainan yang telah diberi lubang-lubang tempat menaruh biji congklak. Di pasar-pasar tradisional pun dengan gampang kita bisa membeli alat permainan ini yang berbahan dasar plastik daur ulang. Harganya pun murah dan sangat terjangkau oleh semua kalangan. Permainan congklak tetap sanggup dimainkan walaupun di rumah anda tidak mempunyai alat ini. Anda sanggup mengganti biji congklak dengan biji sawo atau biji buah sirsak, atau kerikil kerikil yang telah dicuci. Papan congklaknya? Ah... tak usah memakai papan berlubang, cukup taruh saja biji-biji congklak dari biji sawo atau biji sirsak, kulit kerang atau kerikil kerikil itu di atas lantai dengan membentuk barisan sebagaimana yang ada di papan congklak. Permainan yang dimainkan 2 orang pemain ini manis untuk mengajarkan anak anda berhitung sekaligus menerapkan seni administrasi semoga nantinya mereka sanggup berlomba mengumpulkan biji congklak sebanyak-banyaknya untuk mengungguli rival-nya.papan congklak tradisional dari kayu |
Injit-Injit Semut
Ada banyak belum dewasa di sekitar rumah anda dan berteman dekat dengan anak anda. Ajak mereka main di rumah. Main injit-injit semut. Satu kelompok pemain sanggup terdiri dari 3 – 5 orang pemain. Caranya yaitu kedua belah tangan setiap anak disusun bertingkat sambil saling mencubit halus punggung telapak tangan di bawahnya. Lalu ajak mereka menyanyi lagu injit-injit semut. Begini syairnya:Injit-injit semut
Siapa sakit naik ke atas
Injit-injit semut
Siapa sakit naik ke atas....
Begitu terus berulang-ulang. Apabila selesai satu bait lagu tersebut, anak yang tangannya terletak paling bawah pindah ke atas untuk mencubit punggung telapak tangan anak yang sebelumnya ada di posisi paling atas. Permainan ini cukup seru untuk anak umur 5 – 7 tahun. Biasanya mereka akan tertawa cekikikan sebab geli atau merasa sedikit sakit sebab dicubit temannya. Secara fisik dan mental permainan ini manis untuk melatih koordinasi otot-otot tangan dan gerakan anak dan bernyayi sanggup menciptakan mereka gembira.
Cuk-Cuk Bimbi
Nama permainannya lucu ya. He...he... Kalau anda dari Kalimantan Selatan, tentu tahu dengan permainan tradisional yang satu ini. Ini permainan yang sudah dimainkan bebuyutan dari generasi ke generasi. Cukup mengasyikkan sebab anak akan aktif secara fisik. Dan serunya, mereka harus menebak di final sesi permainan. Jumlah pemain pada permainan tradisional ini sanggup bervariasi. Idealnya dimainkan 3 hingga 5 orang anak. Makin banyak pemain, sesungguhnya akan mebuat permainan akan semakin sulit pada ketika anak harus melaksanakan tebakan. Bahan yang diharapkan sangat sedernahan, bisa sebuah kerikil atau gumpalan kertas sebesar biji jagung, atau benda lainnya yang berukuran cukup kecil yang muat di dalam genggaman anak. Cara memainkannya sanggup dimulai dengan hom pim pah untuk memilih seorang anak yang harus menjadi penebak. Anak yang harus menebak memposisikan diri seperi sedang bersujud sambil memejamkan mata (seperti gerakan sujud ketika shalat). Anak lainnya duduk mengelilingi dan meletakkan kedua belah telapak tangan mereka di atas punggung si penebak. Salah seorang anak yang duduk melingkar memegang kerikil kerikil atau gumpalan kertas dan mulai mengelilingkan kerikil atau gumpalan kertas itu ke setiap telapak tangan pemain lainnya. Semuanya bernyanyi, kecuali si penebak, yang mencoba mencicipi hentakan-hentakan di punggungnya sebab kerikil atau gumpalan kertas sedang diedarkan berkeliling. Nyanyiannya begini:Cuk cuk bimbi
Bimbiku daun sarunai
Tacucuk takulibi
Muhanya kaya panai
Sagincul liyu liyu
Sagincul liyu liyu..
Ketika lagu selesai hingga syair “muhanya kaya panai’ dinyanyikan, kerikil atau gumpalan kerta berhenti diedarkan. Semua anak yang duduk menggenggam tangan masing-masing dan memutar-mutar kedua belah tangannya sambil terus melanjutkan nyanyian dengan syair:”sagincul liyu liyu.... sagincul liyu liyu...”. anak yang tadi bersujud (si penebak) berdiri untuk duduk kemudian berusaha menebak di genggaman tangan yang mana betu kerikil atau gumpalan kertas itu berada. Jika ia berhasil menebak, maka giliran anak yang tertebak untuk bersujud. Jika ia gagal menebak maka ia kembali bersujud. Permaian dilanjutkan seterusnya sambil tetap menyanyi. Bagi anak kecil permainan ini akan menumbuhkan kegembiraan sebab ada unsur menebak, gerakan bersujud sambil memejamkan mata, gerakan memutar-mutar genggaman tangan kiri dan tangan kanannya.
Bermain Kelereng
Anak kecil baik pria ataupun wanita tentu suka dengan kelereng. Bola-bola beling bermacam-macam warna ini terdapat dalam banyak sekali ukuran. Biasanya ada bermacam-macam kombinasi permainan kelereng yang bisa dimainkan. Tiap tempat mempunyai keunikan hukum dan jenis permainan tersendiri. Bermain kelereng di halaman rumah di atas tanah tentu menyenangkan bagi mereka. Permainan di luar rumah ini sebaiknya dilakukan di tempat yang teduh, contohnya di bawah pohon, atau dilakukan pada pagi hari atau sore hari beberapa jam sebelum waktu berbuka puasa datang semoga tidak mengganggu ibadah mereka.bermain kelereng |
Ular Tangga
Bermain ular tangga sanggup dilakukan 2 anak hingga 4 anak. Idealnya sih 3 anak. Alat yang dipakai yaitu kertas permainan ular tangga, sebuah dadu, sebuah gelas plastik, dan sejumlah biji plastik. Alat permainan ini banyak dijual di pasar tradisional hingga toko alat tulis. Anda tentu kenal dengan permainan ini bukan? Makara tentu tak sulit mengajarkan bagaimana memainkannya pada anak anda. Cukup efektif untuk acara anak sambil berguru sedikit hitungan 1 hingga 6. Sekaligus mulai mengenal aturan-aturan sederhana dalam sebuah permainan dan mengaplikasikannya, semua start di kotak nomor 1, atau contohnya ketika terkena kepala ular, mereka harus turun mengikuti lekuk-lekuk badan ular hingga hingga ke ekornya, atau kalau biji berhenti di ujung bawah tangga artinya mereka sanggup bonus naik mengikuti hingga kotak di ujung tangga, atau bila dadau jatuh pada posisi 6 mata, maka mereka sanggup kembali melempar dadu sebagai bonus perhiasan langkah. Dalam permainan ular tangga, pemenang ditentukan dari pemain yang berhasil mencapai kotak final permainan (kotak bernomor 100).Monopoli
Monopoli yaitu permainan yang cocok dimainkan belum dewasa pada usia yang lebih tinggi, 7 – 12 tahun. Pada usia ini mereka telah sanggup membaca tulisan-tulisan yang terdapat pada papan (kertas) dasar permainan monopoli, juga pada kartu-kartu monopoli. Mereka sudah sanggup menghitung uang (uang bohongan tentu saja). Permainan berakhir ketika hanya tersisa satu pemain yang berhasil memonopoli (menguasai) seluruh aset yang terdapat di papan permainan.Halma
Pernah memainkan permainan ini waktu kecil? Wuih... kalau saya dulu suka sekali dan seringkali menjeadi pemenang. Ada strategi-strategi yang harus dipikirkan anak ketika mereka memainkan ini. Pada kertas (papan) permainan yang berbentuk bintang segi enam berwarna warni terdapat bagian-bagian berbetuk segitiga tempat pemain meletakkan biji-biji halma (dari materi plastik). Semua biji halma oleh setiap pemain (maksimal dimainkan 3 orang, minimal 2 orang) harus diseberangkan ke penggalan di seberang “rumah”nya masing-masing yang merupakan segitiga besar (terdiri dari segitiga-segitiga) kecil satu persatu, selangkah demi selangkah. Langkah panjang sanggup dibentuk dan ini tentu mempercepat pemindahan biji halma apabila ada sela-sela yang sanggup diloncati yang terbetuk dari susunan biji halma pemain itu sendiri atau pemain lainnya. Di sinilah kemampuan menyusun biji halma menjadi kerikil loncatan menjadi penting untuk meraih kemenangan. Selain itu susunan biji halma para pemain yang ditempatkan secara strategis juga sanggup menghambat gerakan biji halma lawan untuk menyeberangkan biji-bijinya. Permainan ini cocok diajarkan kepada anak yang berumur 7 – 10 tahun. Keasikannya sanggup menciptakan mereka melupakan rasa lapar dan haus ketika sedang berpuasa.Bola Bekel atau Basimban
Bola bekel yaitu bola yang sanggup memantul dengan baik di atas lantai. Bola bekel menyerupai mirip bola tenis. Makara jikalau tidak punya bola bekel, anda sanggup menggantikannya denganbola tenis bekas. Bahan lain yang diharapkan yaitu 6 hingga 10 biji kulit kerang atau kerikil kerikil (ukurannya sedikit lebih kecil dari kelereng). Prinsipnya, keseluruhan kulit kerang atau kerikil kerikil muat dalam genggaman tangan anak sambil sanggup meletakkan bola bekel di atasnya. Jumlah pemain sanggup 2 orang hingga 4 orang. Permainan ini di Kalimantan Selatan disebut "basimban". Permainan dimulai dengan hom pim pah untuk memilih siapa yang lebih dahulu bermain. Ketika pemain pertama telah ditentukan, giliran akan dilakukan secara berputar pada setiap anak yang telah duduk melingkar (kalau berempat atau bertiga) dari kiri ke kanan. Cara bermainnya sederhana, setiap anak yang menerima giliran meraup semua kulit kerang atau kerikil kerikil ke dalam genggamannya dan meletakkan bola bekel di atas tepalak tanggannya yang sedang menggenggam itu. Kemudian ia mengangangkat tangan untuk melempar bola ke atas dan melepaskan genggaman untuk menghamburkan kulit kerang di atas lantai. Setelah itu, bola bekel kembali disambut. Selanjutnya ia kembali memantulkan bola di lanta sambil mengambil satu kulit kerang. Ia mengambilnya satu per satu sambil memnatulkan bola hingga semua kulit kerang ada di genggamannya kembali. Kemudian ia menghamburkannya kembali menyerupai awal permainan, tapi kali ini ia harus mengambil sekaligus 2 kulit kerang setiap satu kali pantulan bola bekel. Jika selesai, lanjut ke 3 kulit kerang sekaligus, kemudian 4, 5, dan seterusnya. Jika ketika ia menangkap kulit kerang atau kerikil kerikil bola bekel jatuh dan lepas dari kendalinya, maka pemain berikutnya yang menerima giliran. Permaian ini manis untuk anak sebab melatih koordinasi gerakan otot-otot badan penggalan lengan, juga membantu anak berguru berkonsentrasi sebab harus mengambil kulit kerang atau kerikil di lantai sekaligus berikutnya menangkap bola bekel.Demikian beberapa permainan tradisional yang sanggup dimainkan belum dewasa anda, atau bersama anda pada ketika berpuasa. Anda punya inspirasi permainan lainnya untuk dimainkan ketika belum dewasa sedang berpuasa yang tidak terlalu menguras energi mereka dan cukup mengasyikkan? Silakan membuatkan di kolom komentar di bawah goresan pena ini. Wassalam. Sumber http://novehasanah.blogspot.com/
Posting Komentar untuk "Tips Beberapa Pilihan Permainan Tradisional Anak Dikala Berpuasa"