Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sistem Saraf Pada Binatang (Vertebrata Dan Avertebrata)

Sistem saraf pada hewan terbagi atas dua yakni sistem saraf binatang tak bertulang belakang dan sistem saraf binatang bertulang belakang struktur dan bentuknya masing-masing tetapi sistem saraf binatang tak bertulang belakang (Avertebrata) dan sistem saraf binatang bertulang belakang (Vertebarata)  memiliki kesamaan fungsi, dimana sistem sarah berfungsi untuk megnatur dan mengendalikan kerja alat-alat tubuh, mengetahui perubahan ang terjadi pada lingkungannya, serta mengatur dan mengendalikan balasan terhadap rangsangan yang hadir dari lingkungan. Sistem sarah binatang bertulang belakang  (Vertebrata) menyerupai binatang mamalia, burung, amfibi, ikan, sedangkan sistem sarah pada binatang tak bertulang belakang (Avertebrata) yaitu cacing, serangga, ubur-ubur dan Hydra sp.

Sistem Saraf  Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) 

1. Sistem Saraf pada Vertebrata

a. Mamalia
masing tetapi sistem saraf binatang tak bertulang belakang  Sistem Saraf  Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) Bagian-bagian otak binatang mamaliä terdiri atas otak depan, otak tengah, dan otak belakang yang berkembang dengan baik. Selain itu, mamalia juga mempunyai sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang (sumsum spinal).Beberapa jenis mamalia mempunyai kemampuan lebih alasannya yaitu pusat-pusat saraf di otak binatang tersebut mengalami perkembangan yang lebih menonjol. Kemampuan menyerupai itu bermanfaa bagi binatang dalam mencari mangsa. Misalnya, kemampuan lebih pada india penglihat dan indra pendengar kucing, indra pendengar kelelawar yang sangat tajam, dan indra pencium anjing yang sangat tajam.

b. Burung
Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf sentra dan saraf tepi. Sistem saraf sentra terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf yang berasal dan otak dan serabut-serabut saraf yang berasal dari sela-sela ruas tulang belakang; Otak burung terdiri atas otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan.

Otak besar sebagai bab utama dan otak depan terbagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri.Permukaannya tidak berlipat-lipat sehingga tidak menampung lebih banyak sel-sel saraf menyerupai pada otak besar manusia.

Otak tengah burung sebagai sentra saraf penglihat berkembang baik dengan membentuk gelembung sehingga indra penglihat burung berkembang dengan baik. Di permukaan otak kecil terdapat lipatan-lipatan yang bisa menampung sel-sel saraf lebih banyak. Sel saràf yang makin banyak pada otak kecil menunjukkan sentra keseimbangan burung saat terbang berkembang dengan baik.


c. Reptilia
Sistem saraf reptilia terdiri atas sistem saraf sentra dan sistem saraf tepi. Di bab otak besar, lobus olfaktorius yang merüpakan sentra pencium berkembang dengan baik Sehingga indra penciumannya lebih tajam.

masing tetapi sistem saraf binatang tak bertulang belakang  Sistem Saraf  Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)


Perkembangan otak tengah reptilia terdesak oleh otak besar. Otak tengah menjadi kurang berkembang dengan baik sehingga menjadikan indra penglihat reptilia kurang tajam.



d. Amfibi
masing tetapi sistem saraf binatang tak bertulang belakang  Sistem Saraf  Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Salah satu pola binatang amfibi yaitu katak. Sistem saraf katak tersusun atas sistem saraf sentra dan sistem saraf tepi.

Hewan tersebut mempunyai otak depan, otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan yang membentuk suatu sistem saraf pusat, sedangkan serabut-serabut saraf yang berasal dan sela-sela ruas tulang belakang membentuk suatu sistem saraf tepi. Otak besar berkembang memanjang sehingga berbentuk oval.

Ujung depan otak besar berafiliasi dengan indra pencium. Otak tengah berkembang cukup baik dan berafiliasi dengan indra penglihat (lobus optikus). Otak kecil berbentuk lengkung mendatar menuju ke arah sumsum lanjutan dan kurang berkembang dengan baik.





e. Ikan
masing tetapi sistem saraf binatang tak bertulang belakang  Sistem Saraf  Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) Sistem saraf ikan terdiri atas sistem saraf sentra dan sistem saraf tepi. Sistem saraf sentra terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak ikan terdiri atas otak depan, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lanjutan. Sistem saraf tepi térdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf dari sumsum tulang belakang. Otak depan berafiliasi dengan saraf pencium dan hidung, sedangkan otak tengah berafiliasi dengan saraf penglihat.

Kedua bab tersebut kurang berkembang dengan baik sehingga indra pencium dan penglihat ikan
kurang berkembang dengan baik. Bagian otak ikan yang berkembang paling baik yaitu otak kecil. Otak kecil berfungsi sebagai sentra keseimbangan dan sentra pengaturan gerak otot-otot saat berenang. Keberadaan sentra keseimbangan dan pengaturan gerak ini memungkinkan ikan sanggup bergerak cepàt dalam air tanpa terganggu keseimbangannya.




Kesimpulan : 
Sistem saraf pada mamalia, burung, reptilia, amfibi, dan ikan terdiri atas sistem saraf sentra dan sistem saraf tepi.



2. Sistem Saraf pada Avertebrata

a. Cacing
masing tetapi sistem saraf binatang tak bertulang belakang  Sistem Saraf  Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata) Hewan cacing (Vermes) memiliki sistem saraf berbentuk menyerupai tangga tali yang memanjang dan arah kepala ke arah belakang atau ujung. Pada sistem saraf tangga tali terdapat berkas saraf yang membentuk simpul-simpul saraf di bagian-bagian tertentu yang disebut ganglion atau ganglia (jamak). Cacing pipih, contohnya planaria, mempunyai susunan saraf berupa dua buab ganglia di kawasan kepala. Selanjutnya di setiap ganglion terdapat seberkas saraf memanjang (longitudinal) ke bab ujung. Tiap-tiap berkas saraf bercabang- cabang lagi membentuk cabang-cabang yang lebih kecil sehingga sanggup menjangkau seluruh bab tubuh.

Cacing tanah mempunyai sistem saraf yang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan. Ganglion kepala ialah kumpulan tubuh sel saraf, terletak di ujung depan tubuh pada ruas ketiga. Ganglion kerongkongan dan ganglion ruas tubuh terletak di bawah jalan masuk pencernaan.

Di antara ganglion kepala dan ganglion bawah kerongkongan terdapat dua buah saraf penghubung. Di antara ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas tubuh terdapat satu buah saraf penghubung.

masing tetapi sistem saraf binatang tak bertulang belakang  Sistem Saraf  Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)


Selanjutnya, pada tiap-tiap ruas tubuh terdapat ganglion yang membentuk cabang-cabang halus. Sistem saraf pada ruas tubuh dengan percabangannya berfungsi mengatur gerakan tubuh cacing tanah.

b. Serangga
Salah satu pola serangga yaitu belalang. Hewan tersebut mempunyai sistem saraf tangga tali yang menyerupai dengan sistem saraf cacing tanah. Sistem saraf pada belalang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan.
masing tetapi sistem saraf binatang tak bertulang belakang  Sistem Saraf  Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Ganglion kepala ialah dua buah ganglion terbesar yang terletak di bab kepala sebelah atas. Di dalam ganglion kepala ini terdapat saraf penglihatan dan mata dan saraf peraba dan antena. Ganglion bawah kerongkongan berafiliasi dengan ganglion kepala melalui dua buah serabut saraf yang masing-masing terdapat di sebelah kanan dan sebelah kiri kerongkongan. Ganglion bawah kerongkongan dihubungkan dengan ganglion ruas tubuh oleh dua buah serabut saraf.

Demikian juga, antara ganglion ruas tubuh yang satu dan ganglion ruas tubuh yang lain dihubungkan oleh dua buah serabut saraf. Tiap-tiap ganglion ruas tubuh membentuk cabang-cabang serabut saraf yang masing-masing bercabang lagi sampai ke bab bawah tubuh yang berdekatan. melaluiataubersamaini demikian, pada tiruana bab tubuh terdapat ujung-ujung saraf.



c. Ubur-Ubur dan Hydra sp.
masing tetapi sistem saraf binatang tak bertulang belakang  Sistem Saraf  Pada Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)
Ubur-ubur dan Hydra sp. belum mempunyai sistem saraf. Sel- sel saraf ubur-ubur dan Hydra sp. menyebar secara merata keseluruh tubuh dan berafiliasi satu dengan yang lain membentuk suatu anyaman.

Sel-sel saraf motorik berakhir pada serabut otot, sedangkan sel saraf sensorik berakhir pada permukaan tubuh.

Hubungan sel-sel sarafdan otot memungkiiikan binatang tersebut mempersembahkan reaksi terhadap banyak sekali rangsangan dan luar tubuh, menyerupai sentuhan, cahaya, dan keberadaan makanan.



d. Hewan Bersel Satu
Hewan bersel satu (Protozoa), contohnya Amoeba sp. dan Paramaeciurn sp., tidak mempunyai sistem saraf. Akan tetapi, binatang tersebut mempunyai kemampuan untuk mendapatkan dan mereaksi rangsang. Ingat, salah satu cirimakhluk hidup adalah iritabilitas.

Apabila Amoeba sp. menerima rangsangan cahaya yang kuat, ia akan bergerak menjauh. Sebaliknya, apabila menerima rangsangan cahaya yang lembut ia akan bergerak mendekat. Paramaecium sp. sebagai binatang berambut getar mempunyai serabut-serabut saraf yang berakhir pada tumpukan rambut getar (silia). Serabut saraftersebut berfungsi sebagai pengatur gerakan silia. Ubur-ubur Hydra sp., dan binatang berselsatu belum memilikisistem saraf khusus.

Kesimpulan : 
Sel-sel saraf pada ubur-ubur dan Hydra sp. tersebar di seluruh tubuh membentuk anyaman. Paramaecium sp. mempunyai serabut saraf yang berakhir pada silia.


Sekian Artikel Tentang Sistem Saraf  Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)  Semoga Bermanfaat.
(Sumber : Konsep dan Penerapan Sains Biologi, Hal : 115-121, Penerbit : Tiga Serangkai.2004.solo, Penulis : Drs. Sunarto.dkk)

Posting Komentar untuk "Sistem Saraf Pada Binatang (Vertebrata Dan Avertebrata)"