Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Media Pembelajaran Dan Landasan Pemilihan Dan Penggunaan Media Pembelajaran

Salam, tak henti-hentinya saya mengajak kita semua semoga kita mau perduli dengan pendidikan ketika ini, pendidikan ketika ini memang sangat penting untuk diperhatikan, dan kita juga tidak lepas dan terkait dengan dunia pendidikan mau tidak mau. pendidikan menjadi tolak ukur suatu bangsa, apabila pendidikan baik maka bisa dikatakan maka yang dihasilkan dari pendidikan itu sendiri akan baik. pada kesempatan kali ini saya akan membahas perihal media pembelajaran, sebelum kita membahas media pembelajaran lebih jauh, kita bahas apa itu media pembelajaran?, untuk apa media pembelajaran?, dan seberapa penting media pembelajaran tersebut?. Sebagai seoarng belajara dan yang mengajar tidak terlepas yang namanya media pembelajaran bahkan verbal seorang guru itu sendiri termasuk media pembelajaran. semoga lebih paham lagi kita bahas media pembelajaran dibawah ini.

Istilah media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media yaitu (وسائل) mediator atau pengantar pesan dari pengirim kepada akseptor pesan. Menurut AECT (Association of Education and Communication Technology) yang dikutip oleh Basyaruddin (2002) “media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi”. Sedangkan pengertian lain media yaitu alat bantu apa saja yang sanggup dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. 

Dari definisi-definisi tersebut sanggup dikatakan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat meyakinkan pesan dan sanggup merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audiens (siswa) sehingga sanggup mendorong terjadinya proses berguru pada dirinya.

Baca juga: Macam- macam Media Pembelajaran dan Manfaat Media Pembelajaran

Dalam arti sempit, media pembelajaran hanya meliputi media yang sanggup dipakai secara efektif dalam proses pengajaran yang terencana. Sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks. Akan tetapi juga meliputi alat-alat sederhana seperti: TV, radio, slide, fotografi, diagram, dan denah buatan guru, atau objek-objek kasatmata lainnya. 

Gerlach & Ely (1971) menyampaikan bahwa media apabila dipahami secara garis besar yaitu manusia, materi, atau kejadian yang menciptakan siswa bisa memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses berguru mengajar cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. 

Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium atau media sebagai mediator yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Makara televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya yaitu media komunikasi. Apabila media tersebut membawa pesan-pesan atau informasi yang mengandung pengajaran maka media tersebut disebut media pembelajaran. 

Media pembelajaran yaitu media-media yang dipakai dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber berguru ke akseptor pesan berguru (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media berguru dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi berguru kepada siswa. Jika aktivitas media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan sanggup diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru. 

Jika diambil deretan pendapat di atas media pembelajaran yaitu alat atau metodik dan teknik yang dipakai sebagai mediator komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan pengajaran di sekolah. Dengan media pembelajaran sanggup mengecilkan keabstrakan suatu pembelajaran ibarat media gambar kucing dan lainnya.

Landasan Penggunaan Media Pembelajaran 
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan perilaku dan prilaku sanggup terjadi alasannya yaitu interaksi antara pengalaman gres dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Bunner (1966) yang dikutib Azhar Asyad ada tiga tingkatan utama modus berguru antara lain:

a) Pengalaman pribadi (enative)
Adalah mengerjakan, contohnya arti kata simpul dipahami pribadi dengan menciptakan simpul, 

b) Pegalaman piktorial/gambar (iconic)
Adalah pengalaman yang diperoleh melalui gambar, contohnya kata simpul dipelajari dari gambar, lukisan foto, atau film meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk menciptakan simpul mereka sanggup mempelajari dan memahami dari gambar tersebut 

c) Pengalaman ajaib (symbolic)
Adalah pembacaan kata simpul dan mencocokkan dengan simpul pada image mental atau mencocokkannya dengan pengalamannya menciptakan simpul.
Ketiga tingkatan pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang baru.  

Agar proses berguru mengajar sanggup berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang sanggup diproses dengan banyak sekali indra. Semakin banyak alat indra yang dugunakan untuk mendapatkan dan mengolah informasi tersebut, maka informasi akan sanggup bertahan dan tesimpan dalam ingatan. untuk itu pemilihan media juga tidak hanya mengunakan media pembelajaran gambar saja melainmkan menggunkan banyak sekali macam media, baik audio, visual maupun audio visual.

Salah satu citra yang paling banyak dijadikan pola sebagai landasan teori penggunaan media dalam proses berguru yaitu Dale’s Cone of Experience (kerucut pengalaman Dale).
Dari gambar diatas terlihat bahwa kerucut pengalaman tersebut terdiri dari sebelas macam pembagian terstruktur mengenai media pembelajaran yang digunakan, yakni:  (Basyiruddin Usman, 2002: 21)

a). Pengalaman pribadi dan bertujuan, 
Pengalaman ini diperoleh dengan bekerjasama secara pribadi dengan benda, kejadian, atau obyek yang sebenarnya. Disini siswa secara aktif bekerja sendiri, memecahkan problem sendiri yang kesemuanya didasarkan atas tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. artinya dalam memakai media pembelajaran yang pribadi konkrit yang nyata, ibarat pohon dan lainnya.
b). Pengalaman tiruan, 
Pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda atau kejadian-kejadian tiruan yang sebenarnya. artinya dengan kita menggunakn media pembelajaran tiruan.  
c). Pengalaman melalui dramatisasi
Pengalaman semacam ini diperoleh dalam bentuk drama dari banyak sekali gerakan.
d). Demonstrasi
Yaitu pengalaman melalui percontohan atau pertunjukan
mengenai suatu hal atau sesuatu proses, contohnya cara menciptakan panganan,
sabun, deterjen, dan sebagainya.
e). Pengalaman melalui karya wisata
Pengalaman semacam ini diperoleh dengan mengajak siswa ke obyek diluar kelas dengan maksud memperkaya dan memperluas pengalaman siswa. Media pembelajaran satu ini dipakai guru sebagai media-media yang bisa dipakai untuk menambah pengalaman siswa melalui karya wisata.
f). Pengalaman melalui pekan raya (Study Display)
Pengalaman ini diperoleh melalui pertunjukan hasil pekerjaan siswa perkembangan dan kemajuan sekolah. Media pembelajaran yang berupa pekan raya terszebut dipakai oleh siswa sebagai pemerolehan pengalaman, atau pemerolehan pengetahuan.
g). Pengalaman melalui televisi
pengalaman ini diperoleh melalui aktivitas pendidikan yang ditayangkan melalui televisi. pada pembelajaran ini Media pembelajaran yang dipakai yaitu media Televisi, televisi tersebut digunbakan sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan. 
h). Pengalaman melalui gambar hidup atau film
gambar hidup merupakan rangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan kelayar dengan kecepatan tertentu, bergerak secara kontinyu sehingga benar-benar mewujudkan gerakan yang normal dari apa yang diproyeksikan. Artinya pembelajaran tersebut menggunakn media Pembelajaran yang proyeksi yang di jadikan sebagai alat informasi untuk memperoleh pengetahuan.
i). Pengalaman melalui radio
Pengalaman disini diperoleh melalui siaran radio, dalam bentuk ceramah, wawancara dan sandiwara.
j). Pengalaman melalui lambang visual
Pengalaman disini diperoleh melalui lambang-lambang visual, ibarat hasil lukisan dan bentuknya lengkap atau tidak lengkap (sketsa) lengkap dengan garis-garis gambar yang dijelmakan secara logis untuk meragakan antara fakta dan inspirasi (bagan).
k). Pengalaman melalui lambang kata
Pengalaman semacam ini diperoleh dalam buku dan materi bacaan. Pada pembelajaran ini yang menjadi media pembelajaran atau alat yang dipakai untuk medmperoleh pengerahuan atau pengalaman yaitu lamabang kata yang diperoleh dari buku dan materi bacaan lain nya. dari sini kita mernjadikan dasar landasan dalam penggunaaan media pembelajaran.
(Azhar Arsyad, 2005: 10) Kerucut pengalaman Dale diatas merupakan klarifikasi terperinci yang rinci dari konsep tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Burner sebagaimana diuraikan sebelumnya. Hasil berguru seseorang diperoleh mulai dari pengalaman pribadi (kongkret), kenyataan yang ada dalam lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, hingga kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas di puncak kerucut semakin ajaib media pembelajaran penyampai pesan atau informasi. dengan pembagian terstruktur mengenai yang sudah dipaparkan diatas ini akan mengakibatkan landasan dalam penggunaan dan pemilihan media pembelajaran.

Penggunaan Media pembelajaran yang melibatkan siswa secara lansung terjun kelapangan akan memperlihatkan kesan pengalaman yang lebih mengena kepada peszerta didik, dan peserta didik juga akan usang menginmgat materi yang di ajarkan. Pengalaman pribadi tersebut akan memperlihatkan kesan paling utuh dan bermakna mengenai informasi dan gagasan yang tekandung dalam pengalaman itu, oleh alasannya yaitu itu melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba. Ini juga dikenal dengan Learning By Doing.

Dalam pembelajaran setiap insan mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang unggul dalam aspek verbal dan ada yang unggul dalam aspek non verbal. Oleh alasannya yaitu itu, Edgar Dale dalam Azhar Arsyad mengemukakan bahwa prosentase keberhasilan pembelajaran sebesar 75% berasal dari indera pandang, melalui indera dengar sebesar 13% dan melalui indera lainnya sebesar 12%. (Azhar Arsyad, 2002: 9)

(M. Suyanto, 2003: 21) Kelebihan media pembelajaran yaitu menarik indera dan menarik minat, alasannya yaitu merupakan adonan antara pandang, suara, dan gerakan. Lembaga Riset dan Penerbitan Komputer yaitu Computer Technology Research (CTR) menyatakan bahwa orang hanya bisa mengingat 20% dari yang dilihat, dan 30 % dari yang didengar. Tetapi orang sanggup mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar dan 80% dari yang dilihat, didengar, dan dilakukan sekaligus. semua ini mengakibatkan dasar landasan dalam menentukan dan memakai media pembelajaran. Makara penggunaan Media Belajar akan sangat membantu dalam pembelajaran dengan mengingat laba dari media berguru tersebut.

sekian pembahasan mengenai pengertian dan lanadasan pemilihan media serta laba memakai media pembelajaran yang bervariatif. terima kasih semoga bermanfaat dan menambah wawasan bagi nada semua.....



Posting Komentar untuk "Pengertian Media Pembelajaran Dan Landasan Pemilihan Dan Penggunaan Media Pembelajaran"