Prinsip-Prinsip Dalam Teori E-Learning
Saat ini tak bisa dipungkiri bahwa e-learning semakin diharapkan dalam pembelajaran. Di Indonesia e-learning semakin berkembang dan bertambah maju mengikuti apa yang terjadi di dunia global. Walaupun masih sedikit populasi yang tersentuh e-learning ketika ini, akan tetapi ada kepastian akan kecendrungan untuk peningkatan ke arah pembelajaran melalui e-learning dan bergeser dari pembelajaran tradisional.
Demikian beberapa prinsip-prinsip dalam teori e-learning yang harus diperhatikan dalam sebuah pembelajaran memakai e-learning atau dalam sebuah multimedia pembelajaran berbasis e-learning.
Baca Juga:
Tips Melaksanakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Media Pembelajaran dari Daun Ki Hujan
Mempersiapkan Penggunaan Media Pembelajaran
Interaksi Proses Pembelajaran Di Kelas
Pentingnya Membangun Team Work pada Siswa dan Penilaian Proses serta Produk Sumber http://novehasanah.blogspot.com/
Apakah Teori e-Learning itu?
E-learning teori yakni prinsip-prinsip ilmiah akan pembelajaran melalui e-learning yang mencoba menjelaskan bahwa pemanfaat teknologi elektronik di bidang pendidikan sanggup mendorong efektivitas pembelajaran. Teknologi elektronik di bidang pendidikan yang dimaksud di sini tentu saja bentuk-bentuk media digital, multimedia, dan pembelajaran secara online.prinsip-prinsip e-leaning |
Beberapa Prinsip Penting dalam Teori e-Learning
Berikut ini beberapa prinsip penting yang dianut dalam teori e-learning, yaitu:Prinsip Multimedia
Dalam teori e-learning dianut prinsip bahwa pembelajaran yang melibatkan kombinasi bermacam-macam media menyerupai audio, visual, dan teks akan memperlihatkan kesempatan untuk siswa mencar ilmu secara lebih baik dan lebih mendalam dibanding media yang hanya mengakomodasi salah satunya saja.Prinsip Modalitas
Pembelajaran akan lebih efektif ketika suatu visual dikombinasikan dengan narasi audio dibanding klarifikasi melalui teks pada layar. Akan tetapi terdapat pengecualian ketika pembelajar telah mengetahui atau mengenal wacana konten yang sedang disajikan, atau narasi diberikan dalam bahasa asing, atau ketika pembelajar mengulang-ulang materi pembelajaran multimedia tersebut.Prinsip Koheren
Prinsip koheren sanggup dijelaskan menyerupai ini: ketika seorang pembelajar (siswa) makin tidak mengetahui wacana konten yang akan dibelajarkan, maka semakin ia terganggu oleh hal-hal yang tidak bekerjasama dengan konten yang juga tersaji di dalam media (multimedia) tersebut, menyerupai musik, bab video yang tidak berhubungan, grafis, dan sebagainya. Akan tetapi keadaan sanggup sebaliknya pada siswa yang telah mengetahui konten tersebut, makin banyak ia mengetahui konten yang disajikan dengan hal-hal lain yang tidak relevan, makin menciptakan ia termotivasi.Prinsip Persentuhan
Prinsip persentuhan maksudnya, yakni dalam mencar ilmu sesuatu, siswa akan lebih efektif ketika informasi-informasi atau konten yang saling berkaitan dan berhungan disajikan secara gotong royong atau berurutan.Prinsip Segmentasi
Belajar, berdasarkan prinsip segmentasi akan lebih efektif ketika konten dipotong-potong menjadi sub-sub bab sehingga lebih gampang dicerna oleh siswa (pembelajar). Menyajikan konten secara segmental akan menciptakan pembelajaran menjadi lebih mendalam dan gampang dipahami. Setiap segmentasi pembelajaran juga harus ditunjukkan secara terang kepada siswa (pembelajar).Prinsip Simbolik
Dalam e-learning, mencar ilmu akan lebih gampang dengan ditambahkannya simbol-simbol yang relevan menyerupai tanda panah, menambahkan bulat pada kata-kata penting, memberi cetak tebal, warna khusus, dan sebagainya.Prinsip Kontrol oleh Siswa (Pembelajar)
Prinsip kontrol oleh pelajar (siswa) maksudnya adalah, pembelajaran akan semakin efektif ketika mereka mempunyai kesempatan untuk mengontrol kapan mereka memperlihatkan pause, mundur ke belakang, mainkan, berhenti (dalam bentuk tombol-tombol) sehingga mereka bisa menyesuaikan kecepatan pembelajaran dengan kecepatan mencar ilmu mereka masing-masing. Atau mereka sanggup mengulang-ulang bagian-bagian tertentu yang belum terang dan kurang dipahami.Prinsip Personalisasi
Walaupun e-learning bekerjsama memakai komputer dalam pelaksanaannya, akan tetapi prinsip personalisasi tetap harus dipegang teguh. Dalam hal ini, contohnya ketika memakai bunyi untuk narasi, bagaimana narasi dibentuk harus diperhatikan baik mengenai kata-kata yang dipakai sampai intonasi dan cara pengucapannya sehingga siswa atau pembelajaran merasa seperti ia tengah mencar ilmu dengan insan dan bukan dengan seperangkat alat.Prinsip Pre-Training
Prinsip pre-training maksudnya adalah, dalam e-learning perlu disiapkan bahan-bahan pembuka untuk mengenalkan apa yang akan mereka pelajari dengan memperlihatkan contohnya kata-kata kunci atau menyebutkan tujuan yang akan dicapai serta bagaimana mereka akan mencar ilmu di awal pembelajaran. Hal ini telah diketahui bisa membantu siswa yang mempunyai sedikit pengetahuan (bekal) awal wacana konten yang akan disajikan.Prinsip Tidak Mubazir
Dalam e-learning perlu dihindari konten yang mubazir. Contoh konretnya contohnya ketika disajikan sebuah grafik kemudian diberikan narasi dan diberikan pula klarifikasi berupa teks, maka ini sanggup dikatakan sebagai sebuah kemubaziran. Kaprikornus ini harus dihindari. Jika grafik ingin ditemani dengan narasi berbentuk audio, maka janganlah memakai teks alasannya yakni justru akan mengganggu, dan begitu pula sebaliknya, jikalau memakai teks, kurangilah narasi.Demikian beberapa prinsip-prinsip dalam teori e-learning yang harus diperhatikan dalam sebuah pembelajaran memakai e-learning atau dalam sebuah multimedia pembelajaran berbasis e-learning.
Baca Juga:
Tips Melaksanakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Media Pembelajaran dari Daun Ki Hujan
Mempersiapkan Penggunaan Media Pembelajaran
Interaksi Proses Pembelajaran Di Kelas
Pentingnya Membangun Team Work pada Siswa dan Penilaian Proses serta Produk Sumber http://novehasanah.blogspot.com/
Posting Komentar untuk "Prinsip-Prinsip Dalam Teori E-Learning"