Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Kelompok Umur Anak Dalam Kaitannya Dengan Belajar

 Kelompok Umur Anak dalam Kaitannya Dengan Belajar 4 Kelompok Umur Anak dalam Kaitannya Dengan Belajar
Sesuaikan kemampuan mengingat anak dengan kiprah yang diberikan

4 Kelompok Umur Anak dalam Kaitannya Dengan Belajar

Menurut Martha Kaufeldt dalam bukunya Teachers, change Your Bait! Brain – Compatible Differentiated Instruction yang diterbitkan oleh Crown House Publishing Co pada tahun 2005 di Norwalk, USA, ada 4 kelompok umur anak (siswa) bila dikaitkan dengan proses belajarnya, yaitu:
  1. Siswa Pra sekolah (umur 3 – 5 tahun)
  2. Siswa Sekolah Dasar (umur 5 – 9 tahun)
  3. Siswa Sekolah Menengah (umur 9 – 12 tahun)
  4. Siswa Tingkat Kedua (umur 13 – 15 tahun)

Ke-4 kelompok umur ini mempunyai karakteristik tersendiri dalam kaitannya dengan bagaimana mereka berguru sesuatu. Mari kita uraikan satu per satu.

Siswa Pra sekolah (umur 3 – 5 tahun)

Anak yang berada pada umur 3 – 5 tahun atau siswa pra sekolah, yang biasanya duduk di penitipan anak, kelompok bermain hingga taman kanak-kanak mempunyai keingintahuan yang luar biasa. Oleh lantaran itu bagi mereka berguru itu sangat menyenangkan. Anak-anak pada usia ini sudah sanggup berguru secara sosial, walaupun kadang kala belum sanggup bekerja sama (lebih suka bekerja sendiri). Anak-anak pada usia ini membutuhkan berguru yang mengaktifkan fisik mereka. Anak-anak bersifat egosentris (memandang sesuatu dari kacamatanya sendiri dan tidak tahu bahwa orang lain mungkin mempunyai pandangan yang berbeda wacana hal itu), dan hidup di dunianya sendiri. Mengajar belum dewasa usia pra sekolah jangan banyak-banyak, lantaran mereka hanya sanggup mengingat hanya sekitar 2 atau 3 info besar . Jika terlalu banyak yang harus mereka pelajari dalam suatu waktu maka mereka  tidak akan sanggup menampungnya dengan baik. Durasi waktu perhatian mereka terhadap sesuatu juga sangat pendek, yaitu antara 2 hingga 6 menit saja. Selanjutnya mereka akan segera mengalihkan perhatian kepada hal lain di sekitarnya yang dianggapnya lebih menarik atau baru. Karena contoh pikir mereka sangat sederhana, maka penjelasan-penjelasan yang diberikanpun harus dibentuk sesimpel mungkin.

Siswa Sekolah Dasar (umur 5 – 9 tahun)

Anak pada usia sekolah dasar hanya sanggup fokus pada satu abjad tunggal saja. Misalnya, bila mengajarkan mengelompokkan sesuatu, maka dasar pengelompokan yang dipakai hanya pada satu abjad tunggal saja. Misalnya, kita sanggup meminta mereka mengelompokkan bangun-bangun geometri ke dalam bentuk segitiga, segiempat atau lingkaran, tanpa sekaligus meminta mereka mengelompokkan bangun-bangun itu juga berdasarkan warnanya. Seperti halnya anak pada usia prasekolah dalam proses belajarnya, anak usia sekolah dasar memerlukan banyak kegiatan fisik (hands on activity). Pada usia ini mereka sudah mengenal rasa takut pada hantu, monster khayalan, dan daerah gelap. Selain itu mereka juga belum bisa berpikir aneh dan hubungan lantaran tanggapan yang kompleks. Anak-anak usia sekolah dasar berpikirnya terfokus pada apa yang ada di sini dan sekarang. Untuk mengingat, kemampuan mereka sanggup mengingat 3 – 4 info penting dan menunjukkan perhatian terhadap sesuatu selama 6 – 10 menit.

Siswa Sekolah Menengah (umur 9 – 12 tahun)

Pada anak usia 9 – 12 tahun yang berada di tingkatan sekolah menengah, kemampuan berpikirnya akan meningkat. Mereka sudah sanggup memfokuskan perhatian pada dua atribut sekaligus, contohnya pada dikala mengklasifikasikan bangun-bangun geometri, mereka sanggup diminta mengklasifikasikannya berdasarkan bentuk sekaligus warnanya. Ciri sosial yang menonjol pada umur ini yaitu kepedulian yang lebih besar terhadap teman sebayanya. Walaupun sudah sanggup berpikir abstrak, mereka tetap mengalami kesulitan untuk ini begitupun mengenai hubungan lantaran akibat. Apabila mereka melaksanakan suatu tindakan mereka tidak sanggup melihat implikasi tindakan tersebut di masa yang akan datang. Kemampuan mengingat mereka meningkat, di mana mereka sudah sanggup menyimpan 4 – 6 info besar sekali waktu dengan kemampuan memberi perhatian terhadap sesuatu lebih-kurang selama 10 – 14 menit. 

Siswa Tingkat Kedua (umur 13 – 15 tahun)

Pada siswa yang berada di usia 13 – 15 tahun, telah bisa memahami perbedaan pandangan dengan orang lain. selain itu kemampuan berpikir aneh juga semakin membaik dan memahami hubungan lantaran tanggapan dengan baik. siswa tingkat kedua ini sanggup fokus dalam “masa kemudian yang usang dan jauh sekali”. Potongan info besar yang sanggup mereka ingat dalam sekali waktu sekitar 6 – 8 potong informasi. Perhatian mereka terhadap suatu hal sanggup berlangsung lebih usang dibanding siswa menengah, yaitu sekitar 12 hingga 18 menit.

Itulah 4 Kelompok Umur Anak dalam Kaitannya Dengan Belajar berdasarkan Martha Kaufeldt, biar bermanfaat untuk anda. Wassalam.
Sumber http://novehasanah.blogspot.com/

Posting Komentar untuk "4 Kelompok Umur Anak Dalam Kaitannya Dengan Belajar"